Kontroversi Naturalisasi Pemain Timnas Sepak Bola yang Belum Khatam
KINGDOMSRIWIJAYA – Kontroversial atau pro dan kontra pemain naturalisasi memperkuat tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia ternyata belum khatam, walau tim asuhan pelatih Shin Tae Yong kini tengah berjuang menuju Piala Dunia melalui babak ketiga kualifikasi piala dunia 2026 zona Asia. Hasil sementara, Jay Idzes dan kawan-kawan sudah melakoni dua pertandingan dengan hasil imbang 0 – 0 saat melawan tim Saudi Arabia dan skor 1 – 1 saat menghadap tim Australia di Stadion Gelora Bung Karno.
Walau Jay Idzes dan kawan-kawan akan menjalani pertandingan berikutnya. Di jagat maya dan jagat nyata terus ramai menyangkut isu naturalisasi pemain untuk timnas. Satu kubu pro mendukung naturalisasi yang tengah dijalani PSSI, kubu kontra mempertanyakan atau menggugat dan menolak naturalisasi peman timnas dari negara lain dengan berbagai alasannya.
Yang terbaru adalah unggahan dari laman media sosial (medsos) Peter Gontha mantan Duta Besar Indonesia di Polandia yang menulis, “Saya sungguh galau, saya akan posting status yang akan membuat follower saya marah, tapi tidak apa saya ambil risiko ini, karena saya mau menjaga martabat bangsa saya”.
Pada bagian berikutnya Peter Gontha menulis delapan poin pertanyaan, yang mempertanyakan tentang pemain naturalisasi dalam timnas Indonesia saat ini. Pertanyaan butir 3. Apakah anda tidak malu melihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? (Saya malu). Pertanyaan poin 5. Apakah anda tahu bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka? (saya tau).
Pada pertanyaan poin 8, pria yang pernah berkarir di Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dan Surya Citra Televisi (SCTV) bertanya, apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat dari pada menang atau seri dengan cara merendahkan martabat bangsa? (Saya malu). Pada bagian akhir unggahanya ia menulis, “Saya marah karena diejek oleh seorang teman asing saya, yang saya usir dari kantor saya karena mencemoohkan PSSI”.