Peninggalan Sejarah Gua Jepang di Palembang akan Dijual Oknum Warga
AMPCB juga mengharapkan, pemerintah daerah, apakah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan atau Pemerintah Kota Palembang melihat keberadaan Gua Jepang ini dari sisi pembangunan terutama jiwa bangsa atau pembangunan kebudayaan atau pembangunan sejarah ini semua untuk menumbuhkan nasionalisme, untuk mengenang sejarah.
“Tidak boleh kita melupakan sejarah, makin jauh kita dari identitas tambah lemah kita secara psikis, kita tidak percaya diri dengan bangsa ini. Gua Jepang ini adalah karya orang Jepang, barangkali orang Jepang yang anak anak veteran mau melihat Gua Jepang ini, ingin melihat tempat orang tuanya dulu berjuang. Ini peluang untuk wisata, kenangan-kenangan itu berpeluang dijual menjadi wisata”, kata Vebri.
Defence Heritage
Selain pemerintah daerah, AMPCB juga mengharapkan perhatian dan kepedulian dari Kodam II Sriwijaya dengan melihat Gua Jepang ini sebagai aset.
“Karena ini dulunya dikuasai Kodam Sriwijaya, dan komitmen Kodam II Sriwijaya untuk Gua Jepang ini tidak ada lagi. Kini kondisinya sudah banyak beralih tangan, kita tidak tahu siapa dulu prajurit yang menunggu aset Jepang ini? Tidak tahu bagaiman proses beralihnya seperti apa? Tetapi ini harus dihargai sebagai suatu bentuk wilayah kekuasaan negara dan sebagai defence heritage”, ujar Vebri Al Lintani
AMPCB ke depan berencana melakukan kajian peninggalan Jepang di Palembang sebagai defence heritage atau budaya yang bernilai pertahanan termasuk Gua Jepang.
“AMPCB akan membuat rekomendasi, kita tetap meminta dan mengadvokasi pemerintah karena pemerintah yang punya wewenang, punya kekuasaan dan anggaran untuk merevitalisasi Gua Jepang ini. Kondisi saat ini sudah sangat-sangat genting, sangat terancam punah”, katanya. (D Oskandar)