Home > News

Pakde Jamin Transmigran Generasi Pertama di Air Sugihan

Sejak tahun 1970-an atau masa masa awal Orde Baru (Orba) berkuasa hutan alam di Air Sugihan telah dibabat, tahun 1978 pembalakan hanya menyisakan sekitar 37 persen dari luas hutan di situ.

Pakde Jamin menjamu tim Puskass di kediamannya. (FOTO: D Oskandar)
Pakde Jamin menjamu tim Puskass di kediamannya. (FOTO: D Oskandar)

Pakde Jamin menjamu tamunya dengan mempersilahkan Tim Puskass menyerumput Kopi Laut khas Air Sugihan. “Monggo diujuki ini Kopi Laut tersisa yang kami tanam di sini”, katanya dengan ramah. Di temani kopi dan juga rokok, cerita mulai mengalir dari mulut yang penuh canda dengan sesekali diselingi isapan rokok.

“Saya merupakan salah satu tokoh awal transmigrasi di Air Sugihan ini. Orang-orang awal ini tidak banyak lagi. Sekarang sudah generasi kedua atau ketiga dari mereka yang datang bertransmigrasi ke sini”, kata Pakde Jamin.

Menurutnya, awal ikut transmigrasi ke Sumatera, berawal dari informasi transmigrasi di Balai Desa. “Saya tertarik ikut trans karena kehidupan di desa saya sudah sangat sulit. Mertua saya sempat khawatir ketika saya sampaikan untuk ikut trans ke Air Sugihan”, katanya.

Sang mertua mempersilahkan menantunya ikut transmigrasi. “Kalau kamu mau ikut trans. Silahkan pergi. Istrimu jangan kau bawa, anak-anakmu tinggalkan,” ujar Pakde Jamin menirukan kata mertuanya.

Pakde Jamin yang saat itu berumur 27 tahun lalu berangkatlah bersama istri yang sudah satu tekad untuk mengubah nasib di tempat yang baru. “Kami berangkat bersama. Kami ditempatkan di Petak Jalur 31 Bukit Batu, Air Sugihan, Kabupaten OKI”.

Pakde yang datang membawa istri dan dua orang anak yang masih kecil dari Jawa Barat lalu ditempatkan satu lokasi dengan transmigran dari Jawa Tengah.

Saat berangkat, Pakde Jamin mengaku tidak pernah membayangkan lokasi yang dituju seperti apa? Ternyata, area transmigrasi di Air Sugihan masih terisolasi di antara di hutan tropis. Saat itu, untuk menuju lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Air Sugihan dari Palembang tidak ada perjalanan darat melainkan dengan transportasi sungai mengarungi Sungai Musi. “Dengan perahu motor ketek melalui sungai dan rawa-rawa butuh waktu satu hari, baru sampai”, kenangnya.

Kawasan Air Sugihan di Kabupaten OKI adalah wilayah permukiman transmigran yang dihuni sejak tahun 1981. Kawasan transmigrasi di Sumatera Selatan ini dikenal dikenal dengan dua nama, yaitu Air Sugihan Kiri yang terletak di sebelah barat Sungai Sugihan dan Air Sugihan Kanan yang terletak di sebelah timur Sungai Sugihan. Air Sugihan Kiri termasuk wilayah Kabupaten Banyuasin dan Air Sugihan Kanan termasuk dalam wiayah Kabupaten OKI.

× Image