Banjir di Bandar Lampung, Lagu Lama
Oleh Anshori Djausal (Budayawan & Pelukis)
Banjir di Bandar Lampung beberapa tahun terakhir ini memang telah menjadi masalah rutin. Banjir tersebut selalu terjadi pada setiap musim hujan.
Dulu lebih dari tiga dekade, banjir tanggal 15 Maret 1992 mislanya, menggenangi Kecamatan Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, dan Panjang. Banjir menggenangi Kelurahan Kota Karang, Pesawahan, Bumi Waras dan Garuntang. Pada tahun itu, daerah genangan banjir secara keseluruhan sekitar 5.000 unit rumah dan fasilitas umum rusak.
Kejadian terulang lagi, seperti pada 11 Januari 1993. Banjir menggenangi sekitar 300 rumah di daerah pemukiman dan jalan-jalan di Bandar Lampung, seperti Jalan Teuku Umar, Jalan Kartini, Jalan Yos Sudarso, dan sekitar Rawa Laut.
Kejadian seperti ini akan selalu terulang. Dengan kata lain, hanya tinggal tunggu tanggal mainnya saja, yaitu saat hujan turun. Hal ini ditambah dengan pesatnya perkembangan kota, yang menyebabkan perubahan daya dukung daerah aliran sungai (DAS) dan fungsi ruang. Bila tidak diantisipasi, bisa berdampak lebih luas dan buruk.
Penyebab Banjir
Berdasarkan penelitian Universitas Lampung (Unila) dan Bappeda Provinsi Lampung, diketahui bahwa banjir di Bandar Lampung merupakan banjir musiman. Namun, pada akhir-akhir ini banjir merupakan suatu hal yang rutin karena terjadi setiap tahun saat musim hujan. DAS yang dulunya tidak pernah mengalami gangguan sekarang tampak sering tergenang.
Terjadinya penggenangan air yang disebabkan meluapnya air dari DAS tertentu sebenarnya bukan merupakan gejala bvanjir karena pada dasarnya daerah itu merupakan wilayah penggenangan air. Tergenangnya air menjadi musibah banjir akibat perubahan pola penggunaan lahan. Rawa-rawa misalnya, berubah menjadi pemukiman sehingga genangan air menjadi tinggi.