Film Genre Horor Kiblat Ramai di Medsos
Ketua MUI Bidang Dakwah KH Cholil Nafis, menilai film ini bisa menjadi kampanye hitam terhadap ajaran agama Islam. Menurutnya, visual yang ditampilkan dałam poster film tersebut telah melampui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan.
Kiai Cholil menyayangkan bagaimana dunia perfilman seringkali menggunakan promosi sensitif dan kontroversi agar menarik perhatian dan banyak penonton. Padahal kalau sampai menyinggung agama, harusnya tidak boleh ditonton.
“Sering kali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tidak boleh dibiarkan, harus dilawan”, ujarnya.
Data dari Lembaga Sensor Film (LSF) menyatakan bahwa film Kiblat masih belum lulus sensor. Wakil Ketua LSF Ervan Ismail mengatakan, “Film Kiblat belum lulus sensor, masih dalam proses peninjauan”.
Film Kiblat yang rencana akan tayang di bioskop pada tahun ini merupakan film genre horor. Genre ini tengah menjari trend, sehingga banyak penonton masyarakat datang ke bioskop untuk menonton film horor. Kiblat merupakan film genre horor yang menggunakan konsep religi dalam ceritanya.
Film Horor atau Mistik?
M Yoesoef dalam “Film Horor Sebuah Definisi yang Berubah” (2003) menulis, “Film adalah salah satu kitsch yang dijalankan sebagai barangt komoditas. Film dikemas dalam berbagai konsep sehingga memunculkan genre-genre film. Kita mengenal sejumlah genre film, seperti film koboi, film laga, film komedi, film animasi (kartun), film horor, film fiksi ilmiah, film thriller, dan film drama”.
Film horor menurutnya, adalah genre film yang menyuguhkan hal-hal yang menakutkan, menegangkan, dan mengerikan. Konsep film horor pada dasarnya adalah meneror penonton melalui berbagai adegan dan atau tokoh menakutkan.
Genre film horor telah hadir sejak masa film awal (early cinema) atau – istilah yang dipakai untuk menyebut film-film masa awal sekitar tahun 1890-1910 – di akhir abad ke-19. Menurut Vincent Pinel dalam bukunya Genres et Mouvements Au Cinéma (2006) menyebutkan bahwa film horor adalah film yang penuh dengan eksploitasi unsur-unsur horor yang bertujuan membangkitkan ketegangan penonton.