Menanti Berbuka Puasa Wartawan TSC Diskusi Sembako Mahal di Sumsel
Dosen Fakultas Pertanian Unsri Umar Harun melihat kenaikan harga sembako merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun menjelang puasa Ramadhan dan lebaran Idul Fitri. “Fenomena ini muncul terus setiap tahunnya, sedangkan di China dengan jumlah penduduk mencapai 1,43 miliar jiwa tenang-tenang saja”, katanya.
Kenaikan harga sembako menurutnya, karena adanya permasalahan yang kompleks, contohnya seperti beras di mana ada proses fenomena setiap sirkulasinya. “Kita contohkan saja seperti gabah ada taukenya, kalau mau beli harus lewat tuakenya. Hal inilah yang sulit dijangkau dan disentuh oleh pemerintah”, ujar Umar.
“Upaya pemerintah dalam menekan harga kebutuhan pokok yang meroket yang terjadi saat ini dengan menggelar pasar murah merupakan langkah dan upaya yang sudah benar dan tepat untuk menekan harga. Tapi bagaimana untuk menyikapi kedepannya? Karena harga naik ini sudah menjadi fenomena tahunan”, kata dosen FP Unsri.
Umar mengingatkan, ke depan harus ada langkah untuk mengatas masalah yang selalu berulang. Juga perlu dilakukan cek data-data konsumsi masyarakat setiap kabupaten, kota dan provinsi. “Kemudian, setiap minggu berapa beras yang dibutuhkan masyarakat dan berapa jumlah beras yang diproduksi”.
Untuk jangka menengahnya, Umar memberikan saran perlu ada pergudangan untuk memasok stok. “Karena saya yakin naiknya harga ini setiap tahun terjadi, dan ini hanya sesaat saja”, ujarnya.
“Menurut saya solusi untuk menekan naiknya harga sembako yang terjadi setiap tahun ini adalah diperbaiki dulu rantai perdagangannya di pasar serta sediakan pergudangan untuk jangka panjangnya”, pesannya. (maspril aries)