Penulis Puisi Tuhan, Kita Begitu Dekat Telah Pergi Menemui Tuhannya
Abdul Hadi WM juga sebenarnya seorang wartawan atau jurnalis karena ia pernah bergabung dengan pers mahasiswa Gema Mahasiswa (terbitan UGM, 1967—1969), redaktur surat kabar Mahasiswa Indonesia edisi Jawa Tengah di Yogyakarta (1969—1970), redaktur Mahasiswa Indonesia edisi Jawa Barat di Bandung (1971—1973), redaksi majalah Dagang dan Industri (IKADIN, 1979—1981), redaktur pelaksana majalah Budaya Jaya (1977—1978), pengasuh lembaran kebudayaan “Dialog” Harian Berita Buana (1978—1990)
Abdul Hadi juga diundang menjadi dosen Penulisan Kreatif di Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan Institut Kesenian Jakarta (1985-1990), dosen tamu Sastra dan Filsafat Islam di Universitas Sains, Malaysia (1991-1997).
Abdul Hadi WM adalah salah satu dari sedikit sastrawan Indonesia yang juga akademisi, seperti Kuntowijoyo di Universitas Gajah Mada (UGM), Budi Darma di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dulu IKIP Surabaya dan Sapardi Djoko Damono di Universitas Indonesia.
Pada Juni 2008 Abdul Hadi WM yang menjadi dosen tetap Universitas Paramadina, Jakarta dikukuhkan menjadi guru besar tetap untuk Filsafat Agama dan berhak menyandang sebutan “Profesor” di perguruan tinggi yang pernah dipimpin Anies Baswedan sebagai rektornya.
Penyair Penting & Sufistik
Dalam pelajaran sastra ada yang menyebut sastra sebagai cerminan dan ekspresi kehidupan masyarakat. Banyak pengarang untuk mengekspersikan dirinya melalui karya sastra, salah satunya adalah puisi.
Menurut Aziza Aulia Azzahra dalam “Analisis Struktural Puisi Sendiri Karya Abdul Hadi WM” (2022), puisi merupakan suatu karya yang terbentuk atas susunan kata penuh makna yang dibuat oleh penyair sebagai hasil penghayatan atau refleksi seseorang terhadap kehidupan terbentuk atas susunan kata penuh makna yang dibuat oleh terbentuk atas susunan kata penuh makna yang dibuat oleh penyair sebagai hasil penghayatan atau refleksi seseorang terhadap kehidupan melalui bahasa sebagai media pengungkapannya.
Dalam buku “Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang” yang terbit tahun 1984, Abdul Hadi WM menyatakan bahwa menulis puisi terutama adalah bagaimana menyelami jagad kecil ini secara kreatif. Selain itu, proses menulis puisi juga berusaha mencari getaran-getaran hidup di dalamnya dan mencoba berdialog dengan yang kekal dan menyatukannya dengan yang fenomenal.