Muba Ingin Aspal Karet Jadi Proyek Nasional (Bagian 2 - Habis)
Aspal Karet Muba
Di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Uji Terap Aspal Karet sepanjang 465 M di Desa Mulyo Rejo (B4) Kecamatan Sungai Lilin pada 11 Oktober 2018. Penerapan aspal karet di Muba tersebut tidak terlepas fluktuasi harga harga karet petani. Untuk mendukung anjlok harga karet tersebut Bupati Muba saat itu Dodi Reza Alex menggagas sentuhan inovasi aspal karet. Pemerintah Kabupaten Muba untuk proses hilirisasi aspal karet menggandeng Pusat Penelitian Karet Bogor.
Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke Pusat Penelitian Karet, Balai Pusat Penelitian Sembawa, di Sumatera Selatan pada 2019, untuk mengangkat harga karet yang anjlok memerintahkan Menteri PUPR membeli karet rakyat dengan harga yang sedikit mahal untuk digunakan campur aspal. Ini adalah salah satu skenario Presiden untuk mendongkrak harga karet rakyat.
Pada tahun 2021 Pemerintah Kabupaten Muba mengalokasikan dana sebesar Rp36 miliar untuk lebih untuk mengimplementasikan teknologi aspal karet. Menurut Bupati Muba saat itu, implementasi aspal karet ini sangat dibutuhkan agar komoditas karet memiliki nilai tambah, tidak seperti selama ini hanya dijual dalam bentuk bokar ke pasar luar negeri.
Selain itu Pemkab Muba juga menindaklanjuti program aspal karet ini dengan membangun pabrik pengolahan aspal karet bekerja sama dengan Pusat Penelitian Karet dan PT Jaya Trade yang merupakan perusahaan yang sudah melakukan hilirisasi karet.
Dengan produksi karet mencapai 155.303 ton per tahun, Pemkab optimistis sebanyak 636.000 ton lateks dapat dihasilkan dan 318.000 ton lateks pekat yang dapat diproduksi melalui pabrik ini.
Pengembangan teknologi aspal karet di Muba menjadi salah satu proyek strategis Pemkab Muba yang bertujuan meningkatkan nilai tambah agar petani menjadi lebih sejahtera. Harga karet tergantung dengan pasar ekspor, sejak beberapa tahun terakhir hanya berada di kisaran Rp6.000 per kilogram (kg), dengan masa pengeringan 50 persen, lantaran terjadi kelebihan suplai di dunia.
Jika diupayakan adanya serapan dalam negeri maka getah karet yang diolah menjadi lateks menurut Bupati Muba, petani bisa menjualnya senilai Rp19.000 per kg melalui UPBB (Unit Pengolahan Pemasaran Bokar).
Produksi karet petani Muba mencapai 155.303 ton per tahun dan luas perkebunan 297.000 hektare atau menyasar 83.156 Kepala Keluarga (KK). Untuk meningkatkan tambah komoditas karet, Pemkab Muba juga sudah membentuk kelembagaan petani karet melalui UPBB dengan Peraturan Bupati No. 324/2015. Sebanyak 70 UPPB dengan anggota 10.580 KK menghasilkan bokar dengan kualitas terjamin sehingga harga jual menjadi lebih tinggi.