Muba Ingin Aspal Karet Jadi Proyek Nasional (Bagian 2 - Habis)
KAKI BUKIT – Pembangunan berbahan aspal karet di Indonesia sudah dilakukan sejak 2016. Pemerintah mulai melakukan uji coba penggunaan karet untuk pembangunan infrastruktur, khususnya pengaspalan jalan. Uji coba ini merupakan implementasi pemerintah dalam menerapkan kesepakatan tiga negara International Tripartite Rubber Council (ITRC) untuk meningkatkan konsumsi domestik karet alam.
(Baca: https://www.republika.co.id/berita/ohpfom/pemerintah-uji-coba-aspal-karet)
Uji coba pemanfaatan karet alam untuk campuran aspal dilakukan pada ruas jalan Raya Sukabumi (Ruas Ciawi-Benda Km. 12). Jalan dengan aspal karet merupakan gagasan yang disepakati tiga negara anggota ITRC, yakni Thailand, Indonesia, dan Malaysia pada pertemuan tingkat menteri di Kuala Lumpur, Malaysia, November 2014.
Dengan kesepakatan tersebut, aspal karet akan mendorong meningkatnya konsumsi baik domestik maupun global akan menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan sehingga harga karet bisa stabil. Campuran aspal yang digunakan merupakan jenis karet alam cair atau lateks sebanyak tujuh persen dan aspal yang digunakan untuk uji coba skala penuh seberat 200 ton.
Dengan penggunaan karet alam domestik pada produk berbasis karet alam meningkat, maka permintaan akan karet alam juga ikut meningkat sehingga produksi yang 85 persen berasal dari petani mampu diserap dan petani bisa menikmati harga yang baik.
Kementerian PUPR telah membuat kesepakatan dengan Kementerian Perindustrian dan Pusat Penelitian Karet Indonesia untuk merealisasikan penggunaan karet alam jenis crumb rubber sebagai campuran aspal.
Pada 2018 Kementerian PUPR melalui Menteri Basuki Hadimuljono menyatakan akan membeli karet dari petani untuk digunakan sebagai bahan campuran aspal karet. Hal ini sekaligus untuk membantu penyerapan produksi petani karet. Penggunaan aspal karet untuk pengaspalan jalan sudah dilakukan Kementerian PUPR di beberapa lokasi termasuk di Sumatera Selatan. Kelebihan campuran aspal karet alam yakni meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.
Penggunaan aspal karet di Indonesia masih rendah dibanding negara Asean lainnya, Malaysia dan Thailand. Sampai tahun 2020, dua negara tersebut telah menggunakan aspal karet untuk pembangunan jalan sepanjang 180.000 km. Sementara di Indonesia pada tahun tersebut realisasi jalan aspal karet baru sepanjang 11 km.
Dari data Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumatera Selatan (BBPJN Sumsel) tahun 2020 mengalokasikan dana sebanyak Rp15,7 miliar untuk membeli bokar langsung dari petani dengan target hingga 747,38 ton. Sampai semester pertama tahun 2020 telah menyerap 248,18 ton.