Muba Ingin Aspal Karet Jadi Proyek Nasional (Bagian 1)
Karet alam atau tanaman karet bukan tanaman asli Indonesia. Karet alam itu diperoleh dari tanaman Hevea brasiliensis yang menghasilkan getah berupa cairan berwarna putih ketika permukaan kulit pohonnya disadap. Tanaman karet berasal dari negara Brazil yang merupakan sumber utama bahan karet alam dunia.
Karet alam juga dapat dihasilkan dari tanaman lain yaitu Castilla elastica dan Ficus elastica (famili Moraceae), Funtumia elastica, Dyera sp., dan Landolphia sp. (famili Apocinaceae), Palaquium gutta (famili Sapotaceae), Parthenium argentatum dan Taraxacum kokbsaghyz (famili Compositae), dan Manihot glaziovii (family Euphorbiaceae).
Menurut Goutara, B Djatmiko, dan W Tjiptadi dalam “Dasar Pengolahan Karet” (1985), tanaman karet tumbuh baik pada tanah dengan ketinggian antara 600-700 m di atas permukaan laut. Pada tempat yang lebih tinggi, pertumbuhannya akan menjadi lebih lambat dan produktifitasnya rendah. Tanaman karet dapat ditanam pada tanah yang kurang subur untuk menanam tanaman perkebunan yang lain. Pada tanah yang subur, karet mulai dapat disadap setelah umur 4-5 tahun sedangkan pada tanah yang kurang subur, tanaman karet baru bisa disadap pada umur 7 tahun.
Lateks adalah getah tanaman karet (Hevea brasiliensis) dan biasa disebut dengan nama karet mentah. Lateks digunakan sebagai bahan baku karet yang diperoleh dengan cara menyadap pohon karet. Kulit karet digores sehingga getah keluar dan ditampung.
Di Indonesia aspal adalah bagian dari bahan baku vital pembangunan infrastruktur jalan. Presiden Joko Widodo sampai harus datang sendiri ke Provinsi Lampung untuk melihat jalan yang rusak di daerah ini yang sudah tidak lagi dilapisi aspal.
Dari kunjungan tersebut Presiden Jokowi pun meminta agar kondisi jalan rusak di Lampung segera diperbaiki. Menurutnya, perbaikan infrastruktur jalan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur jalan terkait dengan harga-harga barang dan inflasi. “Ini menjadi kunci, biaya logistik itu sangat tergantung baik tidaknya infrastruktur yang kita miliki,” katanya.
Maka jelas perbaikan atau perkerasan jalan raya merupakan bagian dari pendukung ekonomi di Indonesia. Berkembang pesatnya ekonomi yang ada di Indonesia banyak menimbulkan masalah tersendiri bagi perkerasan jalan raya yang ada di negara ini, ditambah lagi cuaca yang tidak menentu dinegara ini menjadikan perkerasan jalan raya yang ada semakin memburuk.
Sebuah penelitian berjudul, “Pengaruh Penambahan Bahan Alami Lateks (Getah Karet) Terhadap Kinerja Marshall Aspal Porus” oleh Riky Pradana Trisilvana, Prayuda Krisna S, Ludfi Djakfar dan Hendi Bowoputro dari Universitas Brawijaya (UB) menyebutkan, teknologi aspal porus digunakan untuk dapat menahan beban kendaraan yang semakin banyak dan juga memanfaatkan penyerapan yang baik untuk menghindari genangan air karena hujan.
Menurut penelitian tersebut, penambahan karet lateks pada perkerasan jalan raya dapat meningkatkan kekuatan aspal pada saat menahan beban kendaraan. Pencampuran aspal porus dan karet lateks dapat dijadikan solusi untuk jalan raya yang menerima beban berat dari kendaraan dan juga menerima genangan air dikarenakan curah hujan tinggi seperti yang ada di Indonesia. Indonesia yang memiliki dua iklim, musim penghujan dan musim kemarau menimbulkan masalah kompleks bagi perkerasan jalan yang ada.
Salah satu tipe perkerasan atau teknologi yang dikembangkan pada lapisan permukaan ialah aspal porus. Di Amerika, Eropa dan Australia aspal porus sudah sejak lama dikembangkan dan digunakan serta memberikan hasil yang cukup baik. Campuran aspal porus merupakan generasi baru dalam perkerasan lentur. Aspal porus adalah campuran beraspal yang didesain mempunyai porositas lebih tinggi dibandingkan jenis perkerasan yang lain.
Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai campuran pada aspal porus adalah elastomer alami/lateks (getah karet). Bahan ini memberikan banyak keuntungan dalam konstruksi perkerasan jalan, selain untuk bahan pengganti additive, dimana lateks banyak dijumpai di Indonesia.
Pemakaian lateks (getah karet) juga memiliki keuntungan diantaranya terjadinya penurunan penetrasi, peningkatan titik lembek dan peningkatan titik nyala. Penambahan Lateks atau getah karet alami ke dalam aspal dapat menurunkan kepekaan terhadap temperatur pada aspal seiring penambahan getah karet alami. Penambahan ini juga meningkatkan ketahanan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh air karena interlocking antar agregat semakin baik. (maspril aries)