Home > Literasi

Ada Peluang Kerja, Indonesia Kekurangan 439.680 Pustakawan

Keberadaan pustakawan jelas sangat dibutuhkan guna mencerdaskan masyarakat khususnya masyarakat penggunanya.

Belajar tidak sebatas hanya melalui jalur formal saja. Sarana dan sumber informasi yang disediakan perpustakaan dapat dimanfaatkan untuk terus menggali ilmu pengetahuan. Hal ini tentu saja membutuhkan peran aktif pustakawan.

Ruangan perpustakaan Alexandria, Mesir yang memanfaatkan energi terbarukan dari sinar surya untuk penerangan ruangan.

Jadi pustakawan adalah sebuah profesi dengan kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Untuk menjadi pustakawan haruskah kuliah pada jurusan atau program studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP)? Dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 menyebutkan, pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan.

Program studi atau Departemen IIP memang tergolong program studi yang baru, namun kini sudah banyak ada pada berbagai perguruan tinggi di Indonesia, sudah menghasilkan pustakawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Persepsi publik tentang pustakawan seperti di atas sudah tidak tepat. Profesi Pustakawan pada saat ini telah memasuki era globalisasi informasi.

Di luar negeri, seperti Amerika Serikat, perpustakaan dan asosiasi perpustakaan mencoba untuk mengubah image negative profesi pustakawan. Tahun 1999 American Library Association (ALA) melakukan kontrak dengan BSMG Worldwide (Sebuah LSM) untuk mengembangkan layanan publik. Dinyatakan bahwa perpustakaan merupakan fasilitas favorit dan popular oleh orang Amerika serta adanya anggapan bahwa perpustakaan hal yang unik bagi kehidupan demokrasi orang Amerika.

Di Amerika Serikat lulusan dari Ilmu Informasi dan Perpustakaan memang sengaja dididik untuk menjadi professional yang handal tidak hanya dalam bidang pengelola informasi, ataupun buku dan katalogisasinya, dan pada nantinya lulusan ini akan memiliki segudang keahlian yang akan membedakan dengan lulusan – lulusan bidang keilmuwan lainnya.

“Pustakawan harus memiliki panggilan jiwa atau by calling yaitu panggilan sadar secara ikhlas untuk bekerja secara professional sebagai pustakawan,” tulis Blasius Sudarsono dalam “Information Industry Directory” (2006).

Adanya panggilan jiwa tersebut, maka kepuasan kerja bukan menjadi hal yang utama, akan tetapi panggilan jiwa seorang pustakawan yang merupakan faktor penting untuk melanjutkan profesinya sebagai pustakawan. (maspril aries)

× Image