Home > Budaya

Menganalisis Oscar 2023 dari Beragam Sudut

Academy Awards atau Oscar dikritisi karena memberi penghargaan hanya untuk film-film Hollywood dan didominasi oleh orang kulit putih.

Relevansi Oscars di Era Anak Milenial

Seperti yang sudah disinggung di awal, ajang penghargaan Oscar masih menjadi patokan dalam mengukur prestasi dan nilai sebuah film. Meski jumlah penonton ajang ini terus berkurang, namun nama Oscar tetap sinonim dengan film-film bergengsi dari tahun ke tahun. Label pemenang Oscar dapat mendorong film dan pemerannya meraih popularitas dan meningkatkan laba melalui penayangan ulang dan sebagainya. Di era anak-anak milenial yang lebih banyak berkutat dengan media sosial, Oscar dapat membantu mendorong kredibilitas film dan aktor di dalamnya. Namun, apakah presepsi serupa juga dapat diterapkan pada ajang Oscar itu sendiri.

Masihkah Oscars Relevan di Era Modern?

Untuk tahun 2023 EEAAO mampu memecahkan rekor sebagai film dengan penghargaan terbanyak dalam sejarah mengalahkan Lord of The Rings: Return of The King yang memegang rekor sebelumnya. EEAAO memperoleh 158 penghargaan melebihi Lord of The Rings yang memperoleh 101 penghargaan. Jumlah ini belum termasuk 7 Piala Oscars yang dimenangkan EEAAO pada 12 Maret 2023. Rekor ini tentunya bakal menarik perhatian warganet dan anak-anak milenial yang mungkin melewatkan film ini saat pertama kali tayang di bioskop.

Tapi, seberapa besar peran Oscar mempengaruhi keputusan mereka diantara ratusan penghargaan lainnya? Pertanyaan ini yang terus coba dijawab oleh AMPAS yang menaungi Academy Awards atau Oscar.

Selama beberapa tahun terakhir panitia pagelaran Oscar terus mencoba menarik minat generasi muda dengan menghadirkan film-film populer & blockbuster dalam ajang penghargaan mereka. Semenjak tahun 2009 daftar nominasi untuk film terbaik membengkak dari 5 judul menjadi 10 judul demi mengakomodasi diversifikasi film-film yang dinominasikan.

Pada Oscars 2022 panitia mencoba memadatkan dan memangkas durasi acara dengan memberikan 8 penghargaan off-air sebelum ajang penghargaan dimulai. Langkah ini diambil guna memberi waktu lebih banyak untuk humor, musik, hingga penghargaan khusus untuk film dan klip favorit pilihan fans/penonton. Ini tentunya diprotes oleh insan perfilman yang menganggap AMPAS dan Academy Awards hanya mencoba mengejar rating dan ingin tetap relevan di mata muda-mudi yang lebih menyukai jenis film-film blockbuster.

Pada Oscar 2023 akhirnya panitia mencabut beberapa langkah kontroversial yang mereka berlakukan di tahun sebelumnya dan mencoba pendekatan yang lebih tradisional. AMPAS mengundang generasi baru insan perfilman menjadi anggota dan berkontribusi dalam acara puncak Academy Awards. Nominasi untuk film-film populer semacam Avatar: Way of Water, Top Gun: Maverick, Puss in Boots: Last Wish, hingga RRR dianggap sebagai upaya Oscar mempertahankan relevansi. Dominasi kemenangan EEAAO juga dianggap sebagian orang sebagai manuver guna menunjukkan bahwa mereka menjunjung diversifikasi di dunia perfilman, sekaligus sebagai bentuk dukungan dan apresiasi untuk film-film baru buatan generasi muda.

Terlepas dari spekulasi-spekulasi tersebut, malam penghargaan Oscar 2023 berjalan lancar tanpa insiden. Film dan individu yang diprediksi bakal meraih piala berhasil memenangkan kategori masing-masing. Kemenangan EEAAO diharapkan membuka pintu bagi film-film unik lainnya untuk bersaing dalam ajang-ajang penghargaan mendatang, termasuk yang berfokus pada komunitas warga Asia dan lainnya.

Akhir kata, entah sampai berapa lama lagi Academy Awards dan Oscar akan bertahan sebelum akhirnya terlupakan atau tidak digubris orang. Sampai momen itu tiba, mari bersama merayakan kejayaan film-film terbaik 2022 untuk terakhir kalinya. Film-film baru menanti di 2023. (Muhammad Rifky)

× Image