Home > Kuliner

Ini Dua Kuliner Sumatera Terenak dan Terbaik di Dunia

Pempek sebagai Gastrodiplomasi, yaitu kekuatan soft power diplomasi.

Membeli pempek di Palembang ada di banyak tempat, ada juga di sentra pempek.

Di luar Palembang atau Sumsel, pempek itu itu selalu identik sebagai kuliner khas Palembang, selalu melekat kata “Palembang” di belakangnya. Sebenarnya pempek juga dibuat dan jadi makanan dari masyarat di 17 kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Namun pempek juga bisa dijumpai di kota-kota lain di Indonesia. Dari komentar yang kerap muncul, pempek yang ada di Palembang dan di luar Sumatera Selatan adalah masalah rasa.

Sebagai kuliner yang terbuat dari campuran daging ikan, tepung tapioka, air dan garam, pada awalnya disebut pempek itu dibuat dengan campuran daging ikan belida yaitu ikan air tawar khas yang ada di Sumsel dan beberapa daerah di Sumatera. Namun kini ikan belida sudah dianggap ikan yang semakin langka maka campuran daging ikan berganti dengan ikan jenis lain, seperti ikan gabus, ikan tenggiri, ikan kakap, ikan parang-parang, ikan sebelah dan ikan ekor kuning atau ikan laut lainnya. Juga ada sekarang pempek dengan campuran daging udang dan dari ikan belut.

Suasana di sentra pempek 26 Ilir.

Jenis pempek juga kini semakin bervariasi dengan aneka ragam dan bentuk. Ada pempek berukuran besar seperti kapal selam dan pempek lenjer, serta pempek berukuran kecil seperti pempek telur kecil, pempek lenjer yang dipotong, pempek bulat (ada’an), pempek keriting/kerupuk, pempek tahu, pempek kulit, pempek pistel (isi pepaya muda yang ditumis) dan pempek panggang (tunu) serta pempek dos.

Sejarah Pempek

Tentang sejarah pempek ada beragam versi yang ditulis peneliti, sejarawan, sampai budayawan. Farida R Wargadalam dari FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) dalam bukunya berjudul “Pempek Sebagai Identitas Palembang” (2021) menulis keterkaitan Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang dengan pempek

Menurutnya, bagaimana mungkin mengaitkan pempek hingga ke Sriwijaya, yang jaraknya lebih dari 1300 tahun. Mungkinkah itu? Berdasarkan tulisan sebelumnya tentang Kerajaan Sriwijaya yang menyejahterakan rakyat sesuai Prasasti Talang Tuo. Dengan gamblang tertera bahwa kebutuhan utama Pempek (sagu dan aren) telah termaktub di dalam prasasti itu. Alam yang kaya memberikan peluang kepada manusia pendukungnya untuk melakukan kreativitas demi kelangsungan hidupnya.

Dengan Kesultanan Palembang Farida menulis, keterkaitan makanan khas ini dengan kerajaan dan Kesultanan Palembang, dapat dirunut dari akarnya yang menunjukkan bahwa jika pada masa Sriwijaya adanya bukti tertulis tentang keberadaan bahan pokok untuk pempek, yang tentunya pemenuhan bahan baku ini memberi peluang untuk dimanfaatkan secara maksimal.

Pempek dan cuko bersama kuliner palembang lainnya, ada otak-otak dan srikaya.

Versi yang lain menulis, nama Pempek atau empek-empek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina sekitar abad ke-16. Akulturasi budaya ini mengantarkan nama pempek tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat sekitar menyebut nama “apek” sebagi sebutan untuk lelaki tua keturunan Tionghoa. Pembiasaan menyebut nama seseorang dengan, “Pek, Pek, Pek,” merupakan informasi kuat untuk menyatakan bahwa itulah asal nama sajian ini.

Menurut Rd. Muhammad Ikhsan dosen Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya (Unsri) dalam tulisannya berjudul “101 Tahun Pempek Produk Niaga” (2017) dengan mengutip buku yang ditulis RHM. Akib berjudul “Sejarah dan Kebudayaan Palembang Adat Istiadat Perkawinan di Palembang,” terbit tahun 1975 menulis: “Kelesan kerupuk, kelesan lenjer, kelesan telor, kelesan senggol, kelempang, kerupuk, model tekwan, lenggang, celimpungan, laksan dan lain sebagainya. Perlu diberi penjelasan bahwa di Palembang sendiri nama makanan kelesan itu sudah dikelirukan dengan nama Empek-empek sebab apa?

Harga pempek di Palembang beragam dari yang termurah Rp1000 sampai ada yang Rp10.000 perbuah.

Pemerhati sejarah Palembang KMS H Andi Syarifuddin menyebutkan, masa Kesultanan Palembang, pempek disebut kelesan. Kelesan adalah panganan adat di dalam Rumah Limas yang mengandung sifat dan kegunaan tertentu. Dinamakan kelesan juga karena makanan ini dikeles atau tahan disimpan lama

Mana yang benar dari versi tersebut? Menurut Farida R Wargadalam, kapan pastinya makanan ini hadir ditengah masyarakat Palembang, belum ditemukan sumber yang valid. Jika dirunut dari isi Prasasti Talang Tuo yang menyebutkan bahan dasar pempek sudah termaktub di dalamnya.

Apakah lantas dapat dinyatakan bahwa pempek sudah ada sejak Sriwijaya? Sekalipun membutuhkan penelitian lebih lanjut, ada baiknya diangkat cerita tentang budaya mencampur tepung sagu dengan ikan yang sudah ada sejak zaman Sriwijaya. Hasil dari campuran tersebut dijadikan bekal ketika berperang.

Warisan Dunia & Gastrodiplomasi

Setelah masuk dalam daftar Best Seafood in The World, pempek juga sudah saatnya diperjuangkan dan terus didorong untuk mendapat pengakuan dari Unesco sebagai warisan budaya tak benda (WBTb). Perjuangan ini telah dilakukan sejak 2017. Di Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pempek telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia tanggal 17 Oktober 2014.

× Image