Penyair Puisi Mbeling itu Telah Pergi Selamanya
Pasca gagalnya coup d’etat gestapu—usaha menggulingkan pemerintahan oleh PKI—tahun 1966 merupakan momentum bagi para sastrawan untuk melakukan eksperimen tanpa batas. Eksperimen atau pembaharuan dari segi stilistik maupun tematik dilakukan oleh para sastrawan, khususnya para penyair dari periode 50-an antara lain, Subagio Sastrowardojo, Goenawan Mohamad ataupun para penyair baru seperti, Abdul Hadi W. M, Sutardji Calzoum Bachri, Darmanto JT, dsb.
Buku kumpulan Puisi Mbeling Remy Sylado pernah diterbitkan tahun 2004 tebalnya 254 halaman. Berisi kumpulan puisi mbeling yang ditulis sebelum tahun 1972, sepanjang 1972, setelah 1972, dan cerita-cerita antara 1970-2003. Ada 144 puisi yang terhimpun dalam buku ini.
Ini beberapa puisi mbeling Remy Sylado :
Di Blok Apa?
kalau
Chairil Anwar
binatang jalang
di blok apa?
tempatnya
di Ragunan?
Mental Orang Indonesia
doa
kala sadar
dosa
kala lupa
Menyingkat Kata
karena
kita orang indonesia
suka
menyingkat kata wr. wb.
maka
rahmat dan berkah ilahi
pun
menjadi singkat
dan tidak utuh buat kita.
Dua Daya
motivator
berbicara tentang
memberdayakan rakyat
koruptor
berbicara tentang
memperdayakan rakyat
Jargon Kepribadian
Dari Tokyo diberitakan
penemuan baru bidang otomotif
Dari Berlin diberitakan
penemuan baru bidang aerobisnis
Dari Paris diberitakan
penemuan baru bidang kemistri
Dari London diberitakan
penemuan baru bidang medical
Dari Washington diberitakan
penemuan baru bidang elektronik
Dari Jakarta diberitakan
penemuan baru bidang gastronomi:
oncom dalam singkong namanya comro
Walau pun sang penyair puisi mbleing telah pergi, dengan mengingat betapa besarnya pengaruh gerakan puisi mbeling pada masa era 70-an sudah seharusnya puisi mbeling pantas untuk selalu dikenang. Puisi mbeling adalah bagian dari puisi kontemporer Indonesia yang telah menghadirkan pembaharuan dan warna baru dalam catatan sejarah kesusastraan negeri ini seperti disampaikan sastrawan besar Indonesia Sapardi Djoko Damono yang juga telah pergi selama-lamanya ke alam baka.
Menurut Ratna NK dalam "Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra" (2011), sastra itu merekam peristiwa-peristiwa yang dikemas kembali dengan unsur kreativitas dan imajinasi. Kejadian dalam karya sastra merupakan refleksi kejadian yang terjadi dalam kenyataan. Remy Sylado selama hidup telah merekam Indonesia dan dunia melalui puisi mbeling.
Teks Atas Descartes
“Orang Perancis berpikir maka mereka ada
Orang Indonesia tidak berpikir namun terus ada”
Selamat jalan Bung Remy Sylado. (maspril aries)