Sofia in Autumn
Walau telah memiliki Visa Schengen saat menuju Sofia dengan perjalanan darat dari Istanbul (Turkiye) di pos imigrasi tetap dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan oleh petugas imigrasi ya lumayan lama. Model pemeriksaan, ada yang diperiksa di dalam bus atau harus turun dari kendaraan dan antri di loket-loket pemeriksaan, yang tidak semua petugasnya bisa tersenyum ramah.
Bulgaria yang terletak di semenanjung Balkan memiliki banyak destinasi wisata. Ada yang mengatakan, “Bulgaria ibarat sekeping surga di Semenanjung Balkan dengan beragam akulturasi dan kemasan seni, arsitektur, makanan, gaya hidup, dan juga reliji.”
Tetapi ada juga hasil survei yang menyebut “Bulgaria negara paling tidak bahagia di Eropa.” Peringkat atas diduduki negara-negara di Skandinavia sebagai negara paling berbahagia penduduknya. Bulgaria berada pada peringkat terakhir dari ranking kebahagiaan penduduknya.
Namun saat tiba di sana bukan peringkat itu yang dicari dari negara yang terletak di wilayah Eropa Tenggara. Bulgaria adalah salah satu negara tertua yang berdiri abad ke-7. Negara ini menjadi perlintasan dari Kerajaan Romawi Kuno, Yunani, dan Bizantium. Bulgaria pernah berada di bawah kekuasaan pemerintahan Dinasti Ottoman yang berkuasa di Turkiye.
Destinasi kali ini adalah kota Sofia sebagai ibu kota negara. Menurut sejarahnya, kota Sofia berumur lebih dari 5000 tahun dan merupakan kota tertua kedua di Eropa setelah Plovdiv. Awalnya kota Sofia bernama Serdica yang merupakan dari Suku Thracian pada 800 tahun sebelum Masehi. Nama Sofia sendiri baru dipakai pada abad ke-14.
Maka tak aneh jika berkeliling Sofia akan melihat gedung-gedung tua berumur ratusan tahun masih kokoh berdiri. Banyak bangun atau gedung di sini berdesain arsitektur Uni Sovyet (Rusia). Pusat kota Sofia ramah bagi pejalan kaki dengan trotoar yang lebar. Lalu lintas kendaraan kalah ramai dengan Jakarta, mungkin juga dengan kota tempat anda tinggal di Indonesia. Destinasi wisata letaknya saling berdekat dan bisa didatangi dengan berjalan kaki.
Mari kita susun langkah dalam jelajah berjalan kaki dalam kota Sofia. Di kota ini ada bangunan atau situs suci agama termasuk geraja dan katedral serta masjid, ada banyak taman dan tempat bersejarah. Ada banyak museum dan galeri seni yang bisa didatangi. Ada gedung-gedung pemerintahan atau bangunan dengan desain arsitektur yang indah.
Taman dan Pusat Kota
Wisata jalan kaki di Sofia bisa dimulai dari Katedral The Saint Alexander Nevsky. Katedral ini berdiri kokoh di tengah jalan setengah melingkar. Bangunan katedral terlihat sangat mencolok dari kejauhan dengan kubah-kubah emas dan hijaunya berkilauan. Bangunan ini bergaya Bizantium.
The Saint Alexander Nevsky adalah katedral terbesar di Eropa Tenggara yang dibangunan pada akhir 1800-an. Katedral ini tempat ibadah yang menjadi kebanggaan Sofia alias The Pride of Sofia yang menghiasi cakrawala kota.
Katedral The Saint Alexander Nevsky berdiri di atas lahan seluas 3.170 meter persegi dengan tinggi 45 meter. Gagasan membangun katedral pertama kali muncul pada tahun 1870. Awalnya dirancang oleh arsitek Rusia bernama Ivan Bogomolov pada 1884, namun kemudian pekerjaan ini diambil alih oleh Alexander Pomeratsev pada 1898. Terinspirasi oleh kemegahan Bizantium kuno, Pomeratsev merevisi rancangan asli Bogomolov. Tahun 1904 pembangunan katedral dimulai.
Tak jauh dari Katedral The Saint Alexander Nevsky berdiri bangunan galeri seni bernama Kvadrat 500 atau “Square 500.” Galeri ini merupakan galeri nasional di Bulgaria sekaliguss sebagai galeri terbesar yang menyimpan koleksi lebih dari 42.000 karya seni dari seniman Bulgaria dan internasional. Sebanyak 1.700 dipamerkan pada 28 ruangan di gedung berlantai empat bergaya neo klasik.
Koleksi seni yang tersimpan berasal dari dalam negeri Bulgaria adalah karya dari tahun 1890-an. Untuk koleksi internasional terbesar berasal dari tahun 1980-an. Galer seni ini memajang aneka karya seni Bulgaria dari pertengahan abad ke-19 dan ke-20, seni Eropa dari abad ke-15 hingga ke-19 dan karya seni dari Asia, Afrika, dan Amerika.
Namun sayang, hari itu kami tidak bisa masuk untuk berkunjung melihat-lihat koleksinya. Akhirnya memutuskan untuk berkeliling taman yang ada tak jauh dari katedral. Sekalian cuci mata melihat aneka suvenir khas Bulgaria yang dijual para pedagang di sekitar katedral dan taman.