Rocky, Rambo dan Jhony Kembali ke Habitatnya
Lumba-Lumba Hidung Botol
Di dunia ada lebih dari 40 jenis lumba-lumba yang terbagi dalam 17 genus yang terdapat di seluruh dunia. Jenis lumba-lumba yang paling banyak jumlahnya dan memiliki distribusi yang luas adalah lumba-lumba hidung botol (Tursiops sp.). Di perairan Indonesia, lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (T. aduncus) adalah salah satu mamalia yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia.
Menurut data Kementerian LHK dari 40 jenis lumba-lumba tersebut sebanyak 10 jenis terdapat di Indonesia. Atau lebih dari sepertiga jenis lumba-lumba dunia terdapat di perairan Indonesia, termasuk beberapa jenis yang dikategorikan langka dan terancam punah.
Dari banyak penelitian yang dilakukan terhadap satwa lumba-lumba, keberadaan dan distribusi lumba-lumba hidung botol (Tursiops sp.) adalah salah satu biota laut yang memiliki sebaran yang sangat luas, mulai dari kawasan perairan pesisir hingga laut lepas, ada di perairan tropis dan subtropis yang ada di dunia.
Lumba-lumba hidung botol juga ditemukan mendiami berbagai macam habitat, mulai dari perairan terumbu karang pesisir hingga lepas pantai, perairan berpasir dan berpadang lamun sampai ke kawasan estuari. Ini pertanda bahwa hewan ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi.
Lumba-lumba hidung botol atau bottlenose dolphin termasuk dalam Kingdom Animalia. Menurut Badan Konservasi Dunia atau International Union for Conservation Nature (IUCN), ada sekitar 13 spesies lumba-lumba yang berhabitat di perairan Indonesia, antara lain Steno bredanensis, Souse chinensis, T. trancatus dan lainnya.
Menurut RS Well dan MD Scott dalam Bottlenose dolphins Tursiopstruncatus and T.aduncus (2002), lumba-lumba hidung botol Indo-pasifik memiliki distribusi sebaran pada daerah beriklim hangat mulai dari perairan laut Indo Pasifik, Afrika Selatan, sepanjang tepi Samudera Hindia sampai ke Kepulauan Solomon dan Kaledonia.
Lumba-lumba hidung botol hidupnya berkelompok dengan jenisnya dan spesies lumba-lumba. Hewan ini memakan beragam jenis ikan. Lumba-lumba tumbuh dengan tubuh panjangnya mencapai 2,6 meter dan berat mencapai 230 kg. Warna kulitnya abu-abu yang cerah hingga warna putih dengan titik-titik abu-abu. Khusus lumba-lumba hidung botol Indo-pasifik secara umum memiliki ukuran lebih kecil dibanding lumba-lumba hidung botong (common bottlenose dolphin). Juga memiliki paruh yang lebih panjang dan jumlah gigi yang lebih banyak.
Mengutip dari Dolphin Institute (2002), lumba-lumba hidung botol juga dikenal sebagai jenis mamalia yang memiliki kepekaan pendengaran yang baik. Lumba-lumba ini memiliki sistem jaringan indera pendengarannya yang telah terbangun dengan baik. Lumba-lumba dapat mendengar suara dengan frekuensi 1-150 kHz. Sensitivitas yang tinggi ini sangat diperlukan untuk echolocation. Echolocation adalah kemampuan untuk mengindera melalui suara dan pendengaran.
Aktivitas ini terjadi melalui dua tahap. Pertama lumba-lumba mengeluarkan clicks berfrekuensi tinggi (120 kHz), kemudian diproyeksikan melalui daerah bagian depan kepala (melon) ke media air sekitarnya. Ketika clicks mengenai suatu objek, akan terbentuk gema atau gelombang suara yang akan diterima oleh lumba-lumba dan diproses menjadi informasi tentang lokasi atau jenis objek.
Lumba-lumba adalah salah satu jenis satwa yang dilindungi. Di Indonesia perlindungannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 yang pada lampirannya menyebutkan mamalia, lumba-lumba air laut semua jenis dari family Ziphiidae adalah satwa yang dilindungi.
Seperti pada lumba-lumba bernama Johny, Rambo dan Rocky sebelum menjalani rehabilitasi adalah satwa yang dijadikan atraksi hiburan atau wisata yang menjadi koleksi Taman Satwa Melka di Singaraja, Bali. Bahkan ada yang menjadikan lumba-lumba sebagai bagian dari atraksi sirkus keliling.