KINGDOMSRIWIJAYA – Sugeng Priyanto dari Desa Tegal Rejo, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim pada awal tahun 2000-an memulai usaha menjadi peternak ikan lele. Bermodal uang sebesar Rp5.000.000 Sugeng memulai usahanya. Namun usahanya beternak ikan lele kandas di tengah jalan. Puluhan ribu bibit ikan lelenya mati karena penyakit.

“Saya kaget waktu, uang modal dari uang tabungan amblas”, katanya mengenang peristiwa yang terjadi lima tahun lalu. Waktu itu, Sugeng mulai berusaha beternak lele dengan cara belajar sendiri dan belajar dari media sosial di internet. Ia memulai usahanya dari pembibitan, “Tidak berani ke pembesaran karena tidak belum punya pengalaman dan modal pas-pasan”.

Sugeng mengaku memilih usaha ternak ikan lele karena melihat besarnya potensi pasar yang ada di Tanjung Enim dan Muara Enim. Ada banyak warung makan pecel lele yang tumbuh seperti cendawan musim hujan pada awal tahun 2000-an tersebut. “Dari situ saya tertarik untuk membuka usaha pembibitan ikan lele. Ternyata hasilnya tidak sesuai harapan”, ujarnya.

Menurut Sugeng dirinya tidak boleh berlama-lama meratapi kegagalan usahanya. “Saya bertekad, saya harus move on.” Sugeng tetap memilih usaha beternak ikan lele. Kali ini musibah kembali datang, banjir melanda Muara Enim, banyak para peternak, atau pengepul, tak mau membeli bibitnya. “Kalau banjir ikan lele kan bisa berenang bebas keluar dari kolamnya” ujar Sugeng.

Sugeng mengaku sempat bingung saat itu, mau diapakan bibit lele yang semakin besar itu, dan sudah mendekati ukuran untuk bisa dikonsumsi. Akhirnya ia memutuskan untuk lanjut saja ke usaha pembesaran.