Sastrawan Lampung dan Alumni SKM Teknokra Udo Z Karzi Tiga Kali meraih Hadiah Sastra Rancage
Menurut guru besar pertama dalam bidang bahasa Lampung FKIP Unila ini, Udo Z Karzi juga berusaha menghidupkan bahasa Lampung dengan memadukan istilah-istilah etnis lain dan bahasa slank dalam bahasa Indonesia sehingga karya sastra tersebut lebih asyik untuk dibaca. Hal ini menjadi keunggulan dan kebaruan di antara karya sastra lainnya.
“Oleh karena itu, penilaian terhadap antologi cerita pendek ‘Minan Lela Sebambangan’ sangat relevan untuk mengapresiasi nilai-nilai sastra dan budaya yang terkandung di dalamnya sekaligus memahami kontribusinya dalam perkembangan sastra daerah di Indonesia,” tegas Farida.
Dia berharap semua pihak yang peduli untuk membangun kebersamaan dalam mengembangkan sastra Lampung. “Berbuat dan saling melengkapi. Kelebihan kalian, Adik-adikku itu kelemahan saya. Dan, sebaliknya. Semoga tahun depan akan ada lebih dari tiga karya sastra Lampung yang bisa dinilai untuk Rancage.”
Udo Z Karzi mengaku senang dengan kemenangan kali ini “Ini pertanda sastra Lampung masih eksis, tetapi sekaligus merasa agak prihatin. Terus terang, saya bilang saya menang karena memang sedikit saingan. Saya memenangkan Hadiah Sastra Rancage yang ketiga kali di tengah minimnya karya sastra Lampung. Tahun ini kebetulan ada tiga judul sebagai syarat minimal agar bisa bisa dinilai dan memperoleh Hadiah Rancage. Tahun lalu, 2024, sastrawan Lampung tidak ada yang memperoleh Rancage karena tidak ada karya sastra Lampung yang terbit tahun 2023,” kata katanya.
Sastrawan Lampung yang juga alumnus Fisip Unila punya mimpi dan harapan, ke depan Sastra Lampung akan lebih berkembang lagi dengan judul karya, penulis, dan penerbit yang terus bertambah, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Hadiah Sastra Rancage adalah penghargaan yang diberikan untuk menghargai karya sastra daerah di Indonesia, khususnya dalam bahasa daerah. Penghargaan ini pertama kali diberikan pada tahun 1989 dan digagas oleh sastrawan Ajip Rosidi bersama beberapa tokoh budaya lainnya, seperti Erry Riyana Harjapamekas dan Edi S. Ekajati. Nama “Rancage” sendiri berarti “kreatif”, mencerminkan tujuan untuk mendorong kreativitas dalam sastra daerah. (Heru C Cahyo)