Home > Literasi

Sastrawan Lampung dan Alumni SKM Teknokra Udo Z Karzi Tiga Kali meraih Hadiah Sastra Rancage

Hadiah Sastra Rancage adalah penghargaan yang diberikan untuk menghargai karya sastra daerah di Indonesia, khususnya dalam bahasa daerah. Penghargaan ini pertama kali diberikan pada tahun 1989 dan digagas oleh sastrawan Ajip Rosidi.

Udo Z Karzi dan buku kumpulan cerpennya pemenang Hadiah Sastra Rancage 2025. (FORO: Heru C)
Udo Z Karzi dan buku kumpulan cerpennya pemenang Hadiah Sastra Rancage 2025. (FORO: Heru C)

Kategori sastra Jawa, Hadiah Rancage 2025 diberikan untuk antologi puisi berjudul “Dalan Sidhatan” (Persimpangan Jalan) karya St Sri Emyani. Sedangkan karya sastra Bali, Hadiah Rancage diberikan untuk kumpulan puisi berjudul “Renganis” karya Komang Sujana menjadi pemenang tahun ini. Kumpulan cerpen berjudul “Perhuta-Huta Do Hami” karya Panusunan Simanjuntak mewakili karya sastra Batak.

”Untuk Hadiah Jasa, diberikan kepada Us Tiarsa. Lebih dari 60 tahun, beliau konsisten melakukan berbagai hal untuk karya sastra Sunda. Dia adalah wartawan, aktor teater, penulis buku yang luput dari pengamatan pemerintah pusat,” kata Etti.

Tidak seperti sebelumnya, menurut Etti, tidak ada hadiah sastra untuk Lampung dan Madura. Tahun ini juga tidak ada penghargaan Samhudi yang diberikan kepada penulis karya sastra anak.

Etti mengakui, sebagian besar penulis dan mungkin pembaca karya sastra daerah sudah berumur. Dia menyebut, usianya di atas 50 tahun. “Kecuali Bali, tahun ini tidak banyak penulis muda sastra daerah. Bali punya banyak dukungan dari pemerintah daerah hingga kuatnya pendidikan di sekolah, adat, dan ritual keagamaan,” ujar Etti.

Menurut Etti. tahun ini, Yayasan Kebudayaan Rancage hendak melakukan sejumlah riset untuk menelaah penyebab terhambatnya regenerasi penulis. Apabila pemetaan sudah dilakukan, bakal ada perlakuan khusus untuk mengatasinya.

“Salah satu hal yang berpotensi dilakukan ke depan adalah menampung karya sastra yang ditayangkan secara digital. Saat ini, semua karya yang dinilai tim juri di ajang Hadiah Sastera Rancage hanya dalam bentuk cetak atau buku”, katanya.

Etti mengakui, perkembangan zaman membuat karya sastra banyak diterbitkan di media sosial atau bentuk digital lainnya. Apabila ke depan ada penilaian khusus untuk karya itu, mungkin bisa menarik minat banyak orang pada karya sastra.

× Image