Guru Besar Fisip Unila Bambang Utoyo: Birokrasi Pemerintahan Personifikasi dan Wujud Nyata Negara
Dengan demikian, menurut Bambang, bahwa seorang dikatakan berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan.
Bambang juga mengidentifikasi sejumlah kelemahan dalam birokrasi pemerintahan di Indonesia. Pertama, ide dan program-program kepala daerah yang tertuang dalam visi-misi belum sepenuhnya bisa diterjemahkan dengan baik di tataran praktis.
Kedua, persepsi dan gaya manajerial para pejabat di lingkungan birokrasi masih banyak yang menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi yang mengakibatkan terjadinya patologi dan mal-administrasi (penyalahgunaan wewenang dan jabatan, menerima sogok dan nepotisme).
Ketiga, rendahnya pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana berbagai kegiatan operasional yang berakibat pada rendahnya produktivitas dan mutu pelayanan. Keempat, mental melayani belum tumbuh pada sebagian besar aparat. Umumnya mereka masih lebih suka dilayani daripada melayani masyarakat sehingga yang lebih dipikirkan adalah hasil yang akan diperoleh, bukan menunjukkan kinerja terlebih dahulu.
Kelima, aparatur pemerintah daerah kurang kreatif dan masih sangat lemah dalam berinovasi. Hal ini diindikasikan dari ketergantungan aparat pada petunjuk teknis (Juknis) atau petunjuk pelaksanaan (Juklak) sehingga bersifat serba rutin.
Sebelumnya Bambang Utoyo dikukuhkan sebagai guru besar sebagai profesor pada rapat senat luar biasa dalam rangka pengukuhan Unila yang dipimpin Rektor Unila Lusmeilia Afriani. Ada delapan guru besar baru dari Unila yang dikukuhkan, tujuh lainnya adalah Ayi Ahadiat Guru Besar Manajemen Strategik; Ahmad Zaenudin, Guru Besar Rekyasa Geofisika Dekat Permukaan; Feni Rosalia Guru Besar Kepemimpinan Daerah;
Muhammad Karami Guru Besar Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan; Samsul Rizal Guru Besar Mikrobiologi Pangan; Indra Gumay Febryano Guru Besar Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat; dan Maria Viva Rini Guru Besar Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan. (maspril aries)