Obsesi Anwar Putra Bayu, Lahirnya Sastra (Puisi) Ekologis di Sumsel
Dalam era yang ditandai dengan krisis lingkungan di dunia seperti perubahan iklim, pemanasan global, dan hilangnya keanekaragaman hayati, di Sumsel ada banjir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pencemaran lingkungan dan illegal drilling, sastra ekologi muncul sebagai respons kreatif untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan.
Sastra ekologis datang dengan mengusung pesan lingkungan melalui medium yang indah dan emosional, sastra ekologi dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong masyarakat bertindak menyelamatkan bumi ini. Pendekatan sastra ekologis melibatkan berbagai bentuk karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel, yang memotret kerusakan lingkungan, mengeksplorasi hubungan manusia dengan alam, atau menawarkan visi masa depan yang berkelanjutan.
Sastra ekologis adalah cabang sastra yang mengangkat tema-tema lingkungan, hubungan manusia dengan alam, serta upaya pelestarian ekosistem. Meskipun tema ini telah lama muncul dalam tradisi sastra, pendekatan sastra ekologis modern mulai berkembang pesat pada abad ke-20.
S Endraswara dalam “Ekokritik Sastra Konsep Teori dan Terapan” (2016) menyatakan bahwa sastra ekologis adalah sebuah pilar pemahaman sastra yang berupaya menangkap pesan ekologis dalam sastra. Ada empat pilar ekologi sastra yaitu: (1) aplikasi konsep ekologi ke dalam sastra, ketika pendekatan dilakukan dengan menjadikan bumi (alam) sebagai pusat studinya,
(2) mengungkap sastra sebagai teks yang memantulkan keadaan ekologis, mungkin kotor, bersih, tergenang, dan sebagainya, (3) mempelajari resepsi lingkungan tertentu terhadap karya sastra, dan (4) menangkap peran lingkungan dalam cipta kreatif sastra.
Dapat dikatakan bahwa sastra ekologis adalah cabang sastra yang mengangkat tema-tema lingkungan, hubungan manusia dengan alam, serta upaya pelestarian ekosistem. Sebelum lahir istilah sastra ekologis, tema tersebut telah lama muncul dalam tradisi sastra. Pendekatan sastra ekologis modern mulai berkembang pesat pada abad ke-20.