Home > Literasi

Penulis Perempuan Lely Mela Sari Luncurkan Buku Puisi Berjudul Hujan Yang Hilang

Buku puisi Hujan Yang Hilang merupakan langkah awal adanya denyut nadi sastra atau perpuisian Sumatera Selatan tahun 2024

Para pembicara pada peluncuran buku kumpulan puisi
Para pembicara pada peluncuran buku kumpulan puisi "Hujan yang Hilang" karya Lely Mela Sari. (FOTO: Dok. Anwar Putra Bayu)

Menurut Bayu, puisi adalah ungkapan batin dan keseharian dari penulisnya. Dengan pengalaman sehari-hari dalam perkembangannya menulis puisi menjadi ringan. “Karya penulisan seperti puisi adalah satu legacy, menjadi jejak hidup kita. Kalau jejak tidak ditinggalkan ada momen yang terlupakan”, ujarnya.

Bayu juga membedakan antara buku kumpulan Ayi yang pertama dan yang kedua, “Buku puisi ke dua berjudul Hujan yang Hilang berisi banyak puisi tentang harapan. Buku puisi pertama berjudul Evolusi Patah Hati buku berisi puisi keputusasaan. Pada buku puisi kedua ini lebih bervariasi, ada tentang masalah sosial, perang dan anak korban perang. Puisi-puisinya tidak bicara tentang dirinya sendiri, Ada perkembangan yang baru dalam penulisan pada buku kedua ini”, katanya.

Sementara menurut Maspril Aries yang menuliskan review pada buku kumpulan puisi yang terbit pada Juni 2024, tertarik pada judul-judul puisi yang ditulis Ayi pada tahun 2022 dan 2023. “Judul-judul puisinya menggoda. Dalam jurnalistik, judul yang menarik dan menggoda ada sebuah keharus agar orang mau membaca”, katanya.

Pada puisi pertamanya Ayi menulis judul “Kromatika Cinta”, menurut Maspril, bagi sebagian orang mungkin tidak akrab dengan kata “kromatika” yang berarti ilmu warna. Menurut Bayu, puisi ini menghadirkan suasana yang sangat kontras serta perpaduan warna-warni. Di satu sisi menggambarkan kehidupan yang keras, di sisi lain puisi ini juga melukiskan keindahan dan keagungan cinta.

× Image