Panathenaic Stadium Tempat Olimpiade Modern Pertama di Dunia
Menurut Baron Pierre, “Lima cincin yang saling bertautan-berwarna biru, kuning, hitam, hijau, dan merah diletakkan di tengah bidang putih. Kelima cincin itu melambangkan lima bagian dunia”.
Walaupun lambang Olimpiade didesain tahun 1912, menurut Sean Adams dan kawan-kawan dalam “Logo Design Workbook: A Hands-on Guide to Creating Logos” (2004), bentuk lambang Olimpiade tersebut masih sangat aktual di zaman modern ini, tidak ketinggalan zaman karena berpijak pada kriteria ideal: unik, simpel, dan fleksibel.
Mengutip Surianto Rustan dalam “Lambang Olimpiade dan Kekayaan Makna” (2012), Olimpiade telah berkembang sebagai sebuah even global yang paling penting saat ini di kalangan para olahragawan elite dunia. Ditonton oleh jutaan orang, hal ini mengundang ketertarikan para pihak sponsor, apalagi bila produk mereka mendapat label ‘sponsor resmi’. Untuk itu, perusahaan-perusahaan raksasa bersedia membayar jutaan dolar untuk mendapatkan hak mencantumkan lambang Olimpiade pada berbagai produk dan reklame mereka.
Mengutip RK Barney dan kawan-kawan dalam “Selling the Five Rings: The International Olympic Committee and the Rise of Olympic Commercialism” (2002), sponsorship memegang peranan penting terhadap kelangsungan hidup Olimpiade. Uang dari sponsor dipergunakan untuk berbagai keperluan, calon tuan rumah Olimpiade memerlukan biaya untuk ikut serta dalam bidding, pembangunan infrastruktur kota termasuk perkampungan atlet dan stadion olahraga, dan lain-lain.
Stadion Marmer
Berkunjung ke Panathenaic Stadium adalah menuangkan rasa kagum pada umat manusia yang berabad-abad lalu membangun sebuah stadion yang megah dan kemudian menjadi inspirasi dari pembangunan stadion olahraga atau stadion sepak bola di seluruh dunia.
Panathenaic Stadium atau Stadion Panathinaiko adalah salah satu bangunan yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO. Stadion ini adalah bangunan bersejarah yang sudah ada lebih dari 2.500 tahun lalu dan tegak berdiri sebagai sebuah monumen.