Ahad Malam Ayo Nonton Drama Musikal Legenda Pulo Kemaro di Pelataran Museum SMB II
“Kami mengajak masyarakat kota Palembang untuk menyaksikan sajian yang kami ramu sedemikian rupa, mengkolaborasikan teater, musik, tari, seni rupa dalam satu pentas yang menarik. Drama musikal ini layak ditonton”, ujar Amir.
Menurut Vebri Al Lintani sebagai penulis naskah, legenda Pulo Kemaro ini sudah banyak dikenal masyarakat. Kisahnya, menceritakan kisah cinta antara jejaka Tan Bun An yang berasal dari Tiongkok dengan seorang gadis bernama Siti Fatimah dari Palembang.
Dalam kesepakatan lamaran disepakati Tan Bun An akan menyerahkan mahar sebanyak 7 guci emas yang akan dikirim orang tuanya dari Tiongkok.
Ketika sampai di pelabuhan, guci-guci itu disangka Tan Bun An berisi asinan sawi. Oleh karena itu, Tan Bun An membuang satu persatu guci tersebut.
Namun, ketika pada guci ke tujuh, kaki Tan Bun An terpeleset, guci terhempas dan ketahuan bahwa guci tersbut berisi emas. Timbullah penyesalan pada Tan Bun An yang emosi membuang 6 guci sebelumnya.
Tanpa pikir panjang Tan Bun An langsung terjun ke Sungai Musi untuk mengambil kembali 6 guci yang dia buang. Tetapi malapetaka bagi Bagi Tan Bun An, dia tidak kembali lagi.
Tidak berapa lama, Siti Fatimah pun menyusul terjun ke sungai Musi dan juga tidak muncul lagi ke permukaan.
Sebelum terjun, Siti Fatimah berkata, “Aku akan menyusul kekasih ku Tan Bun An, dan jika kami tidak kembali, nanti ada tanah tumbuh di sini, maka itulah pusara kami berdua. Tanah tersebut kemudian dikenal dengan Pulo Kemaro”. Pulo (Pulau) Kemaro kini menjadi destinasi wisata yang ada di tengah sungai Musi yang membelah Palembang. (D Oskandar)