Mereka Menyebutnya Galodo
Menurutnya, lahar hujan terjadi karena adanya endapan material hasil erupsi Gunung Merapi yang masih terendapkan di lereng-lereng. Utamanya lereng atas yang tersapu oleh hujan dengan intensitas hujan hingga lebat.
Marapi dan Singgalang
Galodo yang terjadi kali ini di Sumbar bukan yang pertama. Ranah Minang tahun 1979 pernah diterjang galodo yang melanda daerah di Kabupaten Tanah Datar yang letaknya berada diantara dua Gunung Marapi dan Gunung Singgalang, merupakan wilayah yang berpotensi terkena bencana alam galodo. Saat itu beberapa wilayah yang terkena bencana galodo adalah Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Sungayang, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Salimpauang, Kecamatan Padang Gantiang, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Lintau Buo, dan Kecamatan Tanjung Baru.
Adapun penyebab terjadinya banjir bandang ini dipicu oleh hujan yang terus menerus terjadi yang mengakibatkan terjadinya tumpukan air berupa telaga-telaga di lereng Gunung Marapi. Kandungan air semakin besar sehingga dinding-dinding telaga tidak sanggup menahan tekanan air. Akibatnya terjadilah longsor (air deras dan cukup besar) yang kemudian mengalir melalui sungai batang Bangkahan yang bermuara di Batang Selo. Air bah datang membawa lumpur, pepohonan, bebatuan dan melanda rumah masyarakat sekitar pinggiran sungai.
Tahun 1987 galodo melanda Kota Padang Panjang, terjadi Bukit Tui, Kelurahan Tanah Hitam, Kecamatan Padang Panjang Timur. Galodo Bukit Tui terjadi pada 4 Mei 1987. Hari itu bulan Ramadan mnejelang waktu berbuka puasa, penyebabnya akibat curah hujan yang tinggi dan kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia. Longsoran batuan yang terjadi di daerah pertambangan Bukit Tui merupakan bukit tambang kapur.
Akibat galodo Bukit Tui menelan korban jiwa, sebanyak 131 orang dinyatakan meninggal dunia (68 orang dewasa, 63 anak-anak) 9 orang hilang, 29 bangunan hancur dan 15 bangunan mengalami kerusakan. Untuk mengenang peristiwa galodo Bukit Tui dibuatlah monumen berupa tugu galodo.
Kemudian galodo kembali melanda Sumatera Barat tahun 1988 yang menghantam Batang Kuranji dan Batang Limau Manih di Kelurahan Limau Mani, Padang. Di lokasi yang kembali dilanda galodo pada 16 Maret 2008 dan tahun 2012 terjadi, 24 Juli 2012 dan 12 September 2012.