Home > Budaya

24 Mahasiswa Program Kampus Merdeka Datangi Istana Kesultanan Palembang

Mahasiswa peserta Program Kampus Merdeka mendapat pengetahuan mengenai sejarah Kesultanan Palembang Darussalam.

SMB IV Kesultanan Palembang Darussalam menerima cendera mata dari dosen pembimbing mahasiswa Program Kampus Mederka. (FOTO: D Oskandar)
SMB IV Kesultanan Palembang Darussalam menerima cendera mata dari dosen pembimbing mahasiswa Program Kampus Mederka. (FOTO: D Oskandar)

Sementara itu Kesultanan Palembang Darussalam tidak mau mengikuti Belanda yang saat itu berhasil menguasai Kesultanan Palembang Darussalam.

Sultan Mahmud Badaruddin atau SMB II dan Pangeran Ratu serta keluarga lalu ditangkap, kemudian dibuang dengan menaiki kapal dageraad dengan tujuan Batavia pada 13 Juli 1821.

“Sampai di Batavia, kemudian diasingkan ke Ternate hingga akhir hayatnya pada 26 November 1862”, ujar Kemas Ari Panji

Pada 2003, Kesultanan Palembang Darussalam dihidupkan kembali, tetapi hanya sebagai simbol kebudayaan di Sumsel. Saat itu ayahanda yang mulia Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M Fauwaz Diradja, yaitu Raden Muhammad Syafei Prabu Diraja naik tahta dan di beri gelar SMB III," katanya.

Setelah SMB III wafat, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M Fauwaz Diradja pun naik tahta menggantikan ayahnya pada 2017 yang penobatannya berlangsung di Masjid Lawang Kidul, dekat makam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) I.

Sementara itu Dosen Pembimbing Miftah Pratiwi menjelaskan bahwa mahasiswa pertukaran dalam Program Kampus Merdeka mendatangi Kesultanan Palembang Darussalam. “Kedatangan kita tidak lain ingin mendengarkan dan mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai sejarah Kesultanan Palembang Darussalam dan kebudayaan Palembang”, katanya.

“Hari ini kita telah melihat langsung peninggalan sejarah Kesultanan Palembang Darussalam di Museum SMB II, dan mendengarkan langsung sejarahnya dari SMB IV Jaya Wikrama R.M Fauwaz Diradja”, ujar Miftah Pratiwi. (D Oskandar)

× Image