Home > Literasi

Alquran Cetak Pertama di Indonesia dan Asia Tenggara Dicetak di Kampung 3 Ulu

Alquran pertama di Nusantara tersebut selesai dicetak pada 21 Ramadan 1264 Hijriyah yang bertepatan dengan 21 Agustus 1848.

Buku Percetakan Al-Qur'an Palembang 1848. (FOTO: Fb @Ahmad Subhan)
Buku Percetakan Al-Qur'an Palembang 1848. (FOTO: Fb @Ahmad Subhan)

Mengingat buku ini tentang percetakan Alquran, diperlukan kajian lebih lanjut untuk melacak perkembangan budaya cetak di Palembang pasca Azhari yang telah menggunakan teknik tipografi. Beberapa usaha percetakan di Palembang yang muncul pada paruh kedua abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20 merupakan lanskap budaya cetak yang masih belum banyak dikaji.

Buku ini juga dilengkapi dengan kata pengantar dari Mal An Abdullah yang pernah menjabat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan. Mal An Abdullah menorehkan catatannya, “Hanya sedikit orang Palembang sekarang yang tahu tentang kampung 3 Ulu, karena kini kampung itu sudah digabung menjadi Kelurahan 3/4 Ulu. Lebih sedikit lagi mereka yang tahu bahwa ia sangat bersejarah karena di kampung inilah mushaf Quran pertama kali dicetak di Indonesia”.

Menurutnya, peristiwa penting ini terjadi pada tahun 1848. Tokohnya ialah ulama Kemas Muhammad Azhari b. Abdullah b. Ahmad (1811- 1874). Di masa kecilnya ia belajar pada ayahnya sendiri, yang juga seorang ulama. Setelah itu ia melanjutkan ke Haramayn (Makkah dan Madinah), kemudian ke Mesir dan juga India.

Semasa di Haramayn Muhammad Azhari antara lain diketahui berteman dengan Nawawi al-Bantani dan Ahmad Zaini Dahlan, yang juga kita kenal sebagai ulama penulis ternama. Muhamad Azhari sendiri menghasilkan sejumlah karya tulis, antara lain ‘Athiyat al-Rahmân (1843) dan Tuhfat al-Murîdîn (1859).

Proses pencetakan mushaf tidak dikerjakan Muhammad Azhari seorang diri. Dia dan sejumlah tenaga Palembang dibantu oleh tenaga “profesional” dari Singapura, yaitu “Ibrahim b. Husayn, Sahab Nagur nama negerinya, Singapura tempat kediamannya, daripada murid tuan Abdullah b. Abdul-Qadir Munsyi, Malaka.” Menurut perkiraan Peeters tokoh terakhir ini mungkin berasal dari kota Nagur (atau Nagore) di Rajasthan, atau Nagor di India Selatan.

Jumlah mushaf yang dicetak sebanyak 105 buah quran, dikerjakan dalam 50 hari, sehingga bila dirata-ratakan setiap satu hari berhasil dicetak sebanyak dua quran tiga juz. (maspril aries)

× Image