Home > Literasi

Ibnu Haitham, Ilmuwan Modern Pertama yang Pura-Pura Gila

Ibnu Hatham adalah sarjana muslim yang terbesar dalam ilmu pasti dan orang yang terbesar pula dalam segala dalam segalam zaman di dalam penelitiannya tentang sinar.

Ibnu Haitham (Ilustrasi), (FOTO: Muslim-academy.com)
Ibnu Haitham (Ilustrasi), (FOTO: Muslim-academy.com)

Apa yang diberikan padanya itu, sebenarnya tidak sesuai dengan jiwanya. Gelora yang terpancar dalam dirinya adalah keinginan untuk tekun terus belajar dan melakukan penelitian. Setelah ia tak dapat lepas dari pekerjaannya yang baru itu, Ibnu Hatham mencari jalan keluar dari jabatannya itu. Ia pura-pura gila.

Kemudian Alhakim Biamrilah yang berkuasa waktu itu memecat Ibnu Hatham dari jabatannya. Dan ia rela dipenjarakan di dalam rumahnya. Setelah Alhakim Biamrilah meninggal dunia, Ibnu Hatham kembali tekun dalam studi dan penelitiannya. Dan sampai akhir hayatnya di Kairo tahun 430 H (1039 M) dalam usia 76 tahun, kekuatan studi dan penelitiannya semua dilakukan dalam keadaan serba kekurangan.

Apa yang tertuang dalam tulisan singkat ini, memang tidak dapat mengungkap latar belakang sarjana muslim yang sederhana ini secara luas. Namun yang jelas ia adalah seorang yang memiliki sikap dan pendirian aristokrat. Ibnu Hatham terkenal dengan akhlaknya yang tinggi serta kehidupannya yang amat sederhana.

“Berikan jasa mu kepada kenalan mu. Berikan pengetahuan mu kepada yang bersedia menerimanya. Pertahankanlah kehormatan dirimu dan agamamu”. Itulah kata-kata yang paling diingat banyak orang, yang pernah diucapkan Ibnu Hatham.

Pernah ada satu kejadian dalam kehidupan Ibnu Hatham. Ia pernah didatangi seorang pangeran yang ingin belajar padanya. “Buat uang sekolah tuan harus bayar seratus dinar sebulan”, kata Ibnu Hatham kepada calon muridnya itu. Semua permintaan Ibnu Hatham sebagai sang guru selalu dipenuhi oleh pangeran tersebut.

Tiga tahun kemudian setelah selesai belajar, dan bersiap-siap akan pulang, Ibnu Hatham berkata, “Ambillah semua uang tuan, karena karena saya tidak memerlukannya. Mungkin tuan lebih memerlukan kalau tuan pulang kembali ke tempat tuan. Hendaknya tuan ketahui bahwa dalam menegakkan kebenaran, tidak perlu memakai uang upah, uang suap atau hadiah ”.

Demikan sikap dan pendirian Ibnu Hatham. Permintaannya kepada pangeran itu hanya untuk mengujinya.

Dengan postur tubuh yang berbadan kecil dan perawakan tidak terlalu tinggi, namun tidak pernah diam. Ibnu Hatham bekerja dengan otaknya yang tajam, dengan keteguhan jiwa dan akhlak yang tinggi. (maspril aries)

× Image