Ibnu Haitham, Ilmuwan Modern Pertama yang Pura-Pura Gila
Teorinya tentang susunan dan tingkatan sinar, tentang refleksi serta perbandingan-pebandingan daya tarik dari sinar itu, seperti sinar api, sinar matahari, sinar organ-organ besar yang telah membuat refleksi pada organ-organ lebih kecil serta segala macam seluk beluk sinar optik telah membuat Ibnu Haitham pelopor dalam bidang itu.
Ia telah membuat percobaan dengan sinar bulan, planet-planet dan sinar yang dipancarkan dari dinding putih yang disinari cahaya fajar dan cahaya siang, dengan suatu perbandingan jarak sekitar sinar yang kuat dan yang lemah dengan mempergunakan alat-alat yang akan memberikan kemungkinan lebih jauh pada penelitian semacam itu.
Segala teori dan langkah-langkah praktik yang dilakukan Ibnu Haitham waktu itu, ia dapat disejajarkan dengan Calvin.
Teori-teori yang telah dikemukakan oleh orang Yunani tentang sinar telah dipelajari dan diteliti berulangkali oleh Ibnu Haitham, kemudian ia menolaknya. Lalu ia melontarkan teori baru yang memungkin tercapainya suatu kebenaran. Atau dapat dikatakan, pengaruh teori Ibnu Haitham itu tidak kurang dari pengaruh teori Newton dalam mekanisme.
Pada abad ke XVII Newton adalah perintis dalam mekanisme, maka sebelumnya pada abad XI Ibnu Haitham adalah perintis teori sinar.
Pura-Pura Gila
Ibnu Hatham dalam kehidupan sehari-hari, ia adalah seorang yang mencurahkan perhatiannya pada pencarian kebenaran dan pengetahuan. Karyanya yang terbesar tentang ilmu pasti, ilmu falak, aljabar, trigonometri serta pendalamannya tentang geometri Euclides, menunjukkan kesungguhan dan luasnya pengetahuannya. Dengan kata lain, Ibnu Hatham adalah sarjana muslim yang terbesar dalam ilmu pasti dan orang yang terbesar pula dalam segala dalam segalam zaman di dalam penelitiannya tentang sinar. Dia juga sarjana astronomi dan membuat beberapa ulasan tentang teori yang diungkapkan Galinus dan Aristoteles.
Namun kemudian, keadaan memaksa jalan hidupnya berubah. Penguasa Mesir kala itu, menyuruhnya memegang sebuah jabatan dalam pemerintahan. Walaupun ia membenci pekerjaan yang diberikan padanya, dengan terpaksa Ibnu Hatham menerimanya.