Home > News

Anwar Ibrahim Sambut Tamu Istimewa Yusuf Islam (Cat Stevens)

Selain menghadapi pelbagai prasangka dan prejudis dalam dakwah, Yusuf tetap menonjolkan sisi nilai keadilan, ihsan dan kesederhanaan yang menjadi inti kepada ajaran Islam.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjamu tamunya Yusuf Islam. (FOTO: Instagram @@anwaribrahim_my)
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjamu tamunya Yusuf Islam. (FOTO: Instagram @@anwaribrahim_my)

Menurut Yusuf Islam, Malaysia adalah negara yang unik, setelah mempelajari sejarahnya saya menemukan sesuatu yang sangat istimewa, hubungannya dengan Islam seperti saya: pertemuan tak terduga dengan takdir, yang lahir dari kecintaan pada keindahan, etika, dan kejujuran. Bukan pedangnya, melainkan kedatangan kebenaran yang nyata dan wajah mulia kemanusiaan yang membuat kami sujud. Bagi saya itu adalah Alquran. Pengungkapan misteri dan rahasia secara instan yang hanya dapat dijelaskan oleh wahyu Illahi.

“Cara Alquran menyajikan realitas alam semesta ini begitu meyakinkan dan jelas, cukup dengan menatap lurus ke mata kita: keseimbangan alam yang menakjubkan, keharmonisan pria dan wanita, malam dan siang, keagungan matahari dan bulan, bintang dan galaksi. , tanaman yang melimpah, buah-buahan, pohon-pohon di lautan dan makhluk-makhluk dalam segala bentuk, ukuran dan karakter, besar dan molekuler, di alam semesta ini, jika semua bukti keindahan dan takdir ini tidak cukup untuk menantang kecerdasan kita dan membuat kita lebih menghargai keberadaan makhluk hidup. Sempurna, Pencipta Yang Maha Bijaksana, apa lagi yang bisa membangunkan kita dari tidur kita yang tidak tahu apa-apa?” tulisan Yusuf Islam yang disalin dari ceramahnya saat berkunjung ke Malaysia Oktober 2015.

“Bagi saya, tidak demikian halnya, kesan negatif terhadap Islam dan umat Islam telah tertanam jauh di dalam jiwa sejarah Barat dan berita yang diberikan tidak pernah baik dan akurat. Ada banyak hal yang harus diatasi dalam hal prasangka”, tulisan Yusuf Islam.

Menurut Yusuf Islam, Ibnu Batutah, sang musafir hebat, memuji kebaikan dan keramahtamahan yang ditunjukkan oleh Sultan Sumatera (Samudera Pasai), di Indonesia, tempat Islam telah mengakar. “Di sana Ibnu Batutah tinggal selama sekitar dua minggu sebagai tamu sultan, yang kemudian memberinya perbekalan dan mengirimnya dalam perjalanan dengan salah satu kapal rongsokannya menuju Tiongkok. Inilah keindahan dan karakter Islam”, tulisnya.

Satu bulan pasca tsunami Aceh, pada Januari 2005, Yusuf Islam dan istri datang ke Indonesia, ditemani Emha Ainun Nadjib Yusuf Islam mengunjungi Banda Aceh, menyampaikan bantuan kepada masyarakat Aceh. Bersama bersama Kiai Kanjeng, Yusuf Islam melakukan pementasan amal untuk Aceh di Jakarta.

Di laman website-nya dengan tulisan berjudul “Malaysia” Yusuf Islam menulis, “Perjalanan pertama saya ke Malaysia setelah menjadi muslim merupakan sebuah pembuka mata untuk melihat bagaimana Islam mengekspresikan dirinya di Timur Jauh. Kelembutan masyarakat terlihat jelas. Warnanya mengejutkan!(maspril aries)

× Image