Home > News

Anwar Ibrahim Sambut Tamu Istimewa Yusuf Islam (Cat Stevens)

Selain menghadapi pelbagai prasangka dan prejudis dalam dakwah, Yusuf tetap menonjolkan sisi nilai keadilan, ihsan dan kesederhanaan yang menjadi inti kepada ajaran Islam.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim memperkenalkan tamunya kepada Yusuf Islam. (FOTO: Instagram @@anwaribrahim_my)
Perdana Menteri Anwar Ibrahim memperkenalkan tamunya kepada Yusuf Islam. (FOTO: Instagram @@anwaribrahim_my)

Sebagai musisi, penyanyi dan pencipta lagu Yusuf Islam sejak masih menggunakan nama Cat Stevens telah menelurkan puluhan album. 40 Juta albumnya sukses terjual tahun 1960-an dan 1970-an. Lagu-lagunya yang paling populer termasuk “Morning Has Broken”, “Peace Train”, “Moonshadow”, “Wild World”, “Father and Son”, “Matthew and Son”, dan “Oh Very Young”.

Kedatangan Yusuf Islam ke negeri jiran Malaysia dengan maksud dan tujuan ingin mendirikan badan atau organisasi amal Peace Train. Nama Peace Train diambil dari judul lagu pada album Teaser and The Firecat tahun 1971.

Lagu ini sempat hit pada masa itu termasuk di Indonesia. Pada 6 November 1971 lagu Peace Train melonjak naik pada anak tangga ke-7 dari daftar lagu Billboard Hot 100 AS (Amerika Serikat) dan menjadikan lagu ini masuk dalam deretan Top Hit 10 AS terbaik.

Organisasi Amal Peace Train

Kepada wartawan di Kuala Lumpur, Yusuf Islam menjelaskan bahwa Peace Train di Malaysia merupakan yang pertama di luar Inggris. Peace Train tercatat sebagai organisasi amal yang aktif mengirimkan bantuan makanan ke kota, kamp pengungsi, dan sekolah.

Menurut Yusuf Islam, di Inggris organisasi amal yang didirikannya banyak membantu anak-anak yang sangat miskin. Bagi Yusuf Islam yang juga kini menjadi pendakwah, bahwa apa yang dilakukannya bersama Peace Train merujuk pada ajaran Nabi Muhammad SAW untuk memberi makan kepada masyarakat dan menyebarkan perdamaian. Sejak April 2020, Peace Train telah memberikan hampir empat juta pek makanan di Inggris dan luar negeri.

Di laman website-nya, https://catstevens.com/ menulis: “Pada tahun 1966 saya menulis sebuah lagu yang menyebutkan sebuah kota tua di Malaya, tentang seorang nelayan yang saya temui di sana dan sebuah lagu yang dia ajarkan kepada saya. Aneh bagaimana kehidupan dan sejarah terungkap di sinilah kita hari ini 50 tahun kemudian dipersatukan dalam iman, persaudaraan dan budaya.

× Image