Home > Lingkungan

Agus Fatoni bersama Ratu Dewa Berjalan ke Taman Kota

Taman kota merupakan wahana keanekaragaman hayati yang harus diupayakan semaksimal mungkin.

Pj Gubernur Agus Fatoni dan Pj Wali Kota Ratu Dewa di atas salah satu wahana hiburan di Taman Hutan Wisata Punti Kayu. (FOTO: Humas Pemprov Sumsel)

5. Taman kota merupakan tempat yang aksesibel. Aksesibel merujuk pada arti bahwa semua orang, termasuk masyarakat yang memiliki kemampuan yang berbeda atau ada hambatan fisik, tanpa bantuan siapa pun dapat mencapai dan memasuki suatu lingkungan. 6. Taman kota dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung, seperti musala, telepon umum, kantin, parkir dan toilet.

Selain itu, fungsi dan manfaat taman kota sangat tergantung kepada komposisi dan keanekaragaman jenis dari komunitas vegetasi yang menyusunnya kepada tujuan perencanaan dan penggunaan.

Secara garis besar menurut Djamal Irwan Zoer’aini dalam “Tantangan Lingkungan dan Lanskap Hutan Kota” (1997), fungsi dan manfaat taman kota dapat dikelompokkan dalam tiga fungsi, yaitu : 1. Fungsi Lanskap mencakup fungsi fisik dan fungsi sosial; 2. Fungsi Pelestarian Lingkungan; dan 3. Fungsi Estetika.

Zoer’aini menyatakan, “Taman kota merupakan wahana keanekaragaman hayati yang harus diupayakan semaksimal mungkin menjadi suatu komunitas vegetasi yang tumbuh di lahan kota dengan struktur menyerupai hutan alam dan membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa”.

Pada fungsi lanskap, untuk fungsi fisik taman kota hadir sebagai perlindungan terhadap kondisi fisik alami sekitarnya terhadap angin, sinar matahari, bau dan sebagainya. Sementara sebagai fungsi sosial taman kota dapat memberi interaksi sosial warga dan sarana pendidikan dan penelitian.

Pada fungsi pelestarian lingkungan, taman kota untuk pengendalian kualitas lingkungan, berfungsi menyegarkan udara sebagai paru-paru kota, menurunkan suhu kota, tempat hidup satwa, peredam kebisingan dan dapat mengurangi polusi.

Fungsi estetika taman kota dengan ukuran, warna, bentuk dan tekstur vegetasi dan hubungan dengan lingkungan sekitarnya merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas estetika.

Menurut Sukawi dalam “Taman Kota dan Upaya Pengurangan Suhu Lingkungan Perkotaan (Studi Kasus Kota Semarang)” (2008), fungsi taman kota dan tanaman, secara spasial dan individual, di wilayah perkotaan menjadi sangat penting karena keduanya dapat berfungsi sebagai perekayasa guna memperbaiki kualitas lingkungan kota.

× Image