Belanja ke Toko Berlabel Murah di Jeddah Tapi Tidak ke Al Balad
Kemudian sempat beberapa kali singgah dan bermalam di Jeddah. Terakhir singgah ke Jeddah pada pertengahan Oktober 2023. Dan bagi yang pernah datang ke Jeddah sekitar 10 tahun lalu atau sebelumnya, selain berbelanja di toko-toko yang ada dalam komplek Corniche Commercial Center, adalah belanja ke toko bernama Toko Ali Murah dengan tulisan besar mencolok terpasang di atas tokonya. Letaknya, saat itu ada pada deretan toko di seberang CCC menghadap Jalan Al Mawared Alleyway.
Kini banyak toko yang menyertakan label atau kata “Murah” pada nama tokonya. Selain Toko Ali Murah sekarang ada Toko Ziaa Murah, Toko Gani Murah, Sultan Murah dan Khalid Murah serta banyak lagi toko-toko menggunakan nama-nama Indonesia. Ada Toko Madura juga Kabayan Super Market.
Kini Toko Ali Murah tidak lagi menempati toko di Al Mawared Alleyway, sekarang berada di komplek CCC lantai satu bagia sudut atau menghadap ke Jalan Baishin Branch. Di depannya ada Warung Bakso Mang Oedin.
Tidak diperoleh informasi toko murah pertama di Jeddah toko yang mana? Sama seperti nama Jeddah yang berarti Nenek bagaimana ceritanya. Namun dari banyak toko melekatkan label “murah” pada nama tokonya, mungkin yang lebih dulu dikenal atau sudah berdiri sudah sejak lama adalah Toko Ali Murah.
Menurut Lukman seorang pelayan sebuah toko berlabel murah asal Jawa Barat, waktu pertama kali tiba di Jeddah dirinya bekerja sebagai pelayan di Toko Ali Murah. Kemudian datang pandemi Covid 19, ia tidak bekerja. “Toko Ali Murah di berganti jadi Toko Gani Murah. Toko Ali Murah sekarang ada di komplek Corniche,” ujarnya.
Jika berada di Corniche Commercial Center atau di kawasan Balad Corniche maka aroma Indonesia sangat terasa. Ada banyak penjual atau pelayan toko menawarkan barang dagangannya menggunakan bahasa Indonesia kepada orang Indonesia yang kebanyakan jemaah umrah. Di Jeddah terasa bahwa Bahasa Indonesia itu memang bahasa internasional yang sudah digunakan sejak lama.
Toko serba murah ini untuk berkomunikasi dengan pelayan toko bisa menggunakan Bahasa Indonesia. Sebagian dari pelayan toko tersebut ada pekerja migran dari Indonesia, mereka bekerja di toko tersebut untuk dapat menggaet pembeli dari Indonesia khususnya jemaah umrah dan haji untuk mampir dan berbelanja.
Toko-toko yang melekatkan label “Murah” tersebut menjual aneka cinderamata khas Arab Saudi untuk oleh-oleh haji. Jika diamati, sebagian besar barang yang dijual adalah buatan Tiongkok, tertulis di barang tersebut “Made in China”, dari barang seperti peci haji, sorban, tasbih, gelang, cincin, sajadah, karpet, teko dan cangkir khas Timur Tengah, dan lainnya.
Berbagai barang di toko serba murah tersebut, harga produk memang cenderung lebih murah dibandingkan dengan harga produk yang sama dijual di toko-toko yang ada Madinah atau Mekkah.
Jika ingin mencari barang-barang atau produk bermerek internasional alias barang-barang branded bisa mencari pada toko-toko yang ada dalam komplek Corniche Commercial Center.
Kota Tua Al Balad
Selain wisata belanja, selama di Jeddah destinasi mana lagi yang bisa dikunjungi? Maka destinasi pertama yang bisa didatangi adalah kawasan kota tua Al Balad yang sudah ada sejak dua milenium lalu. Pada Abad ke-7 Oleh Khalifah Utsman bin Affan, kawasan diubah menjadi kota pelabuhan sekaligus menjadi pintu masuk calon jemaah haji yang datang dari laut.