Berburu Migas di Laut Dalam dan Sejarah Migas
Tahun 1859 produksi migas di Eropa sudah dikenal di dunia, yang tidak dipunyai pada waktu itu adalah teknologi pengeborannya. Penemuan migas di dunia didorong dari teori Migas yang dianalisis para pakar migas. Penyulingan di Laut Adriatik didirikan keluarga Bankir Rotschild Perancis di bawah Pimpinan Baron Alphonse James de Rothschild (1827-1905) berhasrat mendapatkan migas Rusia.
Tanker minyak melalui Laut Kaspia, Zoroastra dibangun pada tahun 1878. Selanjutnya dibangun jalur kereta api ke Barat dari Baku ke Batum di Laut Hitam mengubah Batum menjadi salah satu pelabuhan migas terpenting di dunia. Pada tahun 1886 keluarga Rotschild mendirikan The Caspian and Black Sea Petroleum Company, yang dikenal dengan “Bnito“ dalam bahasa Rusia. Keberhasilan menemukan migas memicu “demam minyak” (oil rush). Sebagaimana “demam emas” (gold rush) yang terjadi 10 (sepuluh) tahun sebelumnya di California.
Demam migas melahirkan pelaku industri migas. Salah satunya John D. Rockefeller (1839-1937) sebagai pendiri Standard Oil pada 1870 di Ohio dan menjadi imperium terbesar di Amerika Serikat dan dunia.
Tahun 1858 pertama kali dilakukan penggalian sumur minyak di Ontario, Kanada dengan 20 (dua puluh) kilang yang beroperasi. Masa itu minyak mentah (crude oil) memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian Kanada.
Kemudian eksplorasi migas di kawasan Arab dilakukan Charles Crane (1868-1939) dan Karl S. Twitchell (1885-1968) yang berhasil menemukan migas di Yaman./ Tahun 1933 memulai penyelidikan ditemukan sumber migas ke arah Utara Kota Mekkah, tepatnya di daerah Wadi Fatimah, ke arah Timur Al-Hasa dan ke arah pantai Teluk Persia, tepatnya di Kubah Damman dekat Bahrain.
Pendirian menara bor pertama berhasil menemukan tujuh sumur yang menghasilkan migas 1500 (seribu lima ratus) b/d menandakan era baru bagi Kerajaan Saudi Arabia. Penemuan sumber migas komersial juga merambah sampai benua Afrika, seperti di Nigeria dan Aljazair.
Dari sejarah tentang migas, ternyata migas tidak hanya bernilai strategis, tetapi juga terkait dengan posisi dan perannya sebagai pilar utama dalam memenuhi kebutuhan energi dalam negeri sekaligus dalam percaturan perekonomian nasional dan internasional. Untuk bisa menghasilkan migas yang bernilai ekonomis dilakukan eksplorasi dan eksploitasi.
Offshore & Onshore
Eksplorasi dan eksploitasi migas selama ini memang banyak dilakukan di daratan bukan di laut lepas. Eksplorasi migas di daratan biasa disebut onshore, sedangkan eksplorasi migas di laut disebut offshore atau penambangan minyak dan gas di lepas pantai.
Onshore berasal dari Bahasa Inggris memiliki arti mendekati laut atau berada di daratan dan bukan di laut. Contoh dari pekerjaan onshore adalah kilang dan sumur bor yang berada di daratan. Offshore berarti jauh atau berjarak dari daratan yang merupakan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi. Dalam kegiatan offshore, eksplorasi dilaksanakan dengan menggunakan Platform Lepas Pantai terpancang (Jaket, Jack up dan lain-lain) maupun terapung (Spar, TLP, FPSO dan lain-lain).
Ke depan SKK Migas akan mendorong investor untuk melakukan eksplorasi migas ke laut khususnya laut dalam mengingat potensi migas Indonesia di wilayah laut masih potensial untuk dikembangkan.
Berdasarkan data dari R Dahuri dan kawan-kawan dalam “Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu” yang terbit 1996, potensi sumberdaya mineral dan energi Indonesia, sekitar 70 persen produksi minyak dan gas bumi Indonesia berasal dari kawasan pesisir dan laut.
Dari 60 cekungan yang potensial mengandung migas, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 di kawasan pesisir, hanya 6 yang di daratan. Dari seluruh cekungan tersebut, potensinya diperkirakan sebesar 11,3 miliar barel minyak bumi. Cadangan gas bumi di kawasan ini diperkirakan sebesar 101,7 triliun kubik.
Mungkinkah ke depan, Indonesia yang memiliki lautan lebih luas dari daratannya menyimpan potensi minyak dan gas yang besar di dasar lautnya. Jika SKK Migas optimis dengan potensi migas yang ada di laut dalam, maka penyelidikan, penelitiaan, teknologi dan investasi dibutuhkan untuk merealisasikannya. (maspril aries)