Singa Betina Parlemen, Biografi Perempuan Pertama Ketua Par
Ternyata telepon wireless yang tersambung melalui gelombang atau sinyal tersebut disambungkan melalui antene menjulang yang ada di rumah tersambung dengan pesawat telepon lalu, lalu mengirimkannya ke gagang untuk bicara dengan jarak tertentu. Jarak antara rumah Anita dan PN Lubuklinggau masih dalam area jangkauan telepon wireless tersebut.
Itu hanya momen-momen kecil dari lini masa tokoh bernama Anita Noeringhati. Mungkin dalam “Singa Betina Parlemen Bumi Sriwijaya” penulisan beranggapan momen-momen kecil tersebut tidak menarik. Dalam menulis biografi, riset adalah satu kaca kunci yang harus menjadi perhatian.
Dari lembar halaman biografi “Singa Betina Parlemen Bumi Sriwijaya” ada bagian yang sangat menarik pada halaman 10 yang berjudul “Menikah dan Menjadi Mualaf.” Mungkin tidak banyak masyarakat Sumsel yang tahu bahwa RA Anita Noeringhati adalah seorang mualaf. Kisah tentang perjalanannya menjadi mualaf memeluk agama Islam bisa dibaca pada bagian ini.
Menulis Biografi
Dalam menulis biografi, apakah biografi politik, intelektual, dan biografi jurnalistik maka riset menjadi bagian yang menentukan sehingga menjadikan biografi tersebut sangat menarik. Biografi disusun berdasarkan riset dan dilengkapi dengan hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun orang lain yang menjadi rujukan. Dalam dunia jurnalistik, dikenal menulis profil seseorang sebagai bentuk lain dari biografi yang ditulis singkat dan tidak mendalam.
Buku “Singa Betina Parlemen Bumi Sriwijaya” dapat diklasifikasikan sebagai biografi politik. Menurut Safari Daud dalam “Antara Biografi Dan Historiografi (Studi 36 Buku Biografi di Indonesia)” (2013) dengan mengutip penelitian Gerry van Klinken, penulisan biografi di Indonesia dari tahun 1950 sampai tahun 2000 sebanyak 2.629 buku.
Mengutip Louis M. Smith dalam “Metode Biografis,” biografi merupakan riwayat hidup tokoh yang ditulis oleh orang lain baik tokoh tersebut masih hidup atau sudah meninggal. Kata biografi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “bios” yang artinya hidup, dan “graphien” yang berarti tulis.
Bahkan menurut Djadjat Sudradjat dalam “Menulis Biografi, Upaya “Penelanjangan”Diri” (2008), menulis biografi adalah semacam upaya “penelanjangan” diri: diri sendiri dan diri orang yang ditulis. Dan, seseorang yang bersedia menulis atau ditulis biografinya haruslah siap dengan penelanjangan itu.
“Mereka harus siap memindahkan ruang privat yang biasanya sangat sempit dan tertutup ke bentangan ruang publik yang luas tak bertepi ketika menjadi buku. Sebab, salah satu kekuatan biografi adalah kejujuran dari sang subjek untuk membuka diri selebar-lebarnya,” tulis Djadjat Sudradjat dalam buku “Menulis Biografi, Jadikan Hidup Anda Lebih Bermakna! * Kiat Ramadhan K.H. Menulis Biografi yang Memikat dan Menyejarah.”
Seperti biografi mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton berjudul “My Life Bill Clinton” (2004) amat ditunggu publik (Amerika Serikat) karena ada pengakuan jujur hubungan sang presiden dengan Monica Lewinsky, pekerja magang Gedung Putih, yang amat menghebohkan itu.
Biografi ini ketika masih dalam proses penulisan pihak penerbit telah membayar Clinton 12 juta dolar AS (sekitar Rp120 miliar). Penjelasan Clinton tentang hubungannya dengan Lewinsky dinilai publik Amerika sebagai sesuatu yang bisa diterima. Apalagi Clinton juga merasa amat terpukul dengan kasus itu. “I was deeply ashamed of it and I didn’t want it to come out.” (Saya sungguh malu tentang hal itu [skandal cintanya dengan Lewinsky] dan saya tidak ingin hal ini sampai ke luar).
Selain biografi juga dikenal ada otobiografi, yang antara keduanya berbeda. Otobiografi adalah riwayat hidup yang ditulis sendiri dan lebih bersifat pengalaman nyata. Dalam bahasa Kuntowijoyo (Buku Metodologi Sejarah) (2003), otobiografi merupakan refleksi otentik dari pengalaman seseorang.