Waspada Media Sosial Berpengaruh pada Kesehatan Mental Anak (Bagian 2 - Habis)
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) depresi adalah gangguan mental yang generik terjadi pada masyarakat. Ini tidak jarang ditandai dengan kesedihan yg terus-menerus, dan kurangnya minat ataupun kesenangan pada saat melakukan aktifitas yang sebelumnya menyenangkan. Depresi juga dapat mengganggu tidur, mengurangi nafsu makan seorang, bahkan dapat membuat orang tersebut gampang kelelahan dan mempunyai konsentrasi yang buruk.
Dari banyak penelitian, menurut para peneliti, hubungan antara kecanduan media sosial dan depresi berkaitan dengan frekuensi atau durasi penggunaannya, seperti kurang tidur, produktivitas kerja berkurang, lebih sedikit waktu yang dihabiskan dengan orang lain, dan perasaan yang muncul saat tidak menggunakan internet, seperti perasaan depresi, suasana hati yang murung, kebodohan, dan kekosongan.
Jelas bahwa hubungan sosial di dunia maya diantaranya: Instagram, Facebook, WhatsApp dan yang lainnya cukup berpengaruh pada kesehatan mental seseorang, khususnya kesehatan mental pada kalangan remaja.
Apa itu kesehatan mental?
Menurut L Braghieri, ketika media sosial mulai populer di pertengahan tahun 2000-an, kesehatan mental remaja dan dewasa muda mulai memburuk. Kesehatan mental kini menjadi masalah yang serius. Misalnya, jumlah individu berusia 18-23 tahun yang melaporkan mengalami episode depresi mayor.
Menurut WHO, kesehatan mental merupakan fenomena serius yang perlu diperhatikan. Badan kesehatan dunia ini memprediksi bahwa kesehatan mental, neurologis serta penggunaan zat masuk dalam 10 persen dari beban penyakit global. Umumnya terjadi pada individu usia produktif yakni 15-29 tahun.
Pada laporan WHO tahun 2018 menyebutkan, di mana 10 sampai 20 persen anak dan remaja di seluruh negara mengalami masalah dalam kesehatan mental mereka. Masalah fundamental generasi muda merupakan kecemasan dan depresi.
Sementara itu laporan Bank Dunia tahun 2020 menyebutkan bahwa kesehatan mental, neurologis dan penggunaan zat di prediksi menjadi penyebab ekonomi global di angka $ 2,5-8,5 triliun. Sebagian besar gangguan mental dipahami memiliki onset (serangan atau permulaan) ketika masa remaja hingga transisi dewasa.
Banyak hasil penelitian di dunia tentang media sosial dan kesehatan mental mengingatkan bahwa, semakin lama durasi remaja bermain media sosial, akan berpengaruh terhadap kesehatan mental, ini dikarenakan remaja akan fokus dengan dirinya atau dunianya sendiri dan menyebabkan kecanduan menggunakan media sosial.
Jika dulu banyak orang tua yang khawatir anak atau remaja dengan rokok dan takut kecanduan menjadi perokok karena tak baik bagi kesehatan. Maka kini orang tua juga harus waspada terhadap anaknya menginjak usai remaja, bisa kecanduan media sosial.
Kini banyak negara di dunia menjadikan remaja sebagai target penting mencegah dampak buruk media sosial yang berpengaruh pada kesehatan mental mereka. Negara-negara tersebut juga berkampanye dan mendorong media sosial perlu dipergunakan secara bijaksana. (maspril aries)