Sedekah Rami Tradisi dari Sungai Keruh Muba
Prosesi Sedekah Rami
Prosesi tradisi sedekah rami berawal dari pembicaraan antara para tetua adat, kepala desa dan perwakilan tokoh masyarakat bahwa akan dilangsungkan sedekah rami. Dibahas waktu dan tempat pelaksanaan lalu diumumkan di setiap masjid yang ada di Desa Kertayu.
Tradisi sedekah rami berlangsung setelah masyarakat panen padi ladang dan dilaksanakan pada siang hari setelah salat zuhur sampai dengan sore hari. Setelah tahu waktu pelaksanaan, warga Desa Kertayu akan mempersiapkan segala perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan tradisi sedekah rami.
Warga lalu bersiap, bersama-sama mencari boloh (bambu) sebagai tempat pembuatan lemang. Bambu yang digunakan untuk melemang ini biasanya menggunakan bambu yang masih muda. Setelah bambu dibersihkan kemudian diletakkan lonco (lapisan daun pisang muda yang dijadikan sebagai lapisan pembatas antara bambu dengan beras ketan).
Kemudian dilakukan proses pengisian bambu dengan beras ketan yang dicampurkan dengan santan dan garam untuk lemang asin, (lemang lemak) ketan yang dicampurkan dengan santan dan gula merah serta gula pasir sebagai lemang manis, dan ketan yang dicampurkan dengan santan dan pisang yang sudah dihaluskan serta parutan kelapa untuk lemang pisang.
Lalu lemang tersebut siap dimasak dengan dibakar bambunya pada sendayan (bambu untuk menjepitkan lemang yang akan dimasak). Lalu api dinyalakan dengan membakar kayu. Setelah kira-kira lemang masak atau setelah api mulai padam dan bambu lemang mulai mengecut kemudian dilakukan proses nguce (penyisihan bara api di dekat lemang) selanjutnya leman di-tating (diangkat dari tempat pemasakan).
Setelah upacara ziarah ke makam Puyang Burung maka tradisi rami atau sedekah lemang pun dimulai.
Sedekah rami di Muba ternyata juga ada di desa lainnya di Muba, yakni di Desa Terusan Kecamatan Sanga Desa Kabupaten Muba. Tradisi sedekah rami di sini berbeda dengan yang ada di Desa Kertayu. Tradisi sedekah rami di Desa Terusan prosesinya hanya menggunakan punjung ayam dan tradisi ini dilakukan sebelum panen padi.
Demikian pula dengan tradisi sedekah rami di daerah tetangga Kabupaten Muba, yaitu di Kota Lubuklinggau. Di kota ini ada juga tradisi atau upacara adat yang bernama sedekah rami. Tradisi ini juga sudah berlangsung turun temurun oleh Marga Sidang Kelingi. Prosesi di sini berbeda dengan prosesi di Desa Kertayu, tidak ada sedekah lemang.
Pelaksanaan setelah salat Zuhur, warga satu persatu berdatangan ke tempat lokasi pelaksanaan sedekah rami. Kaum ibu datang dengan membawa beberapa jenis makanan antara lain punjung ayam putih, kuning, punjung ayam kumbang, punjung telur, punjung ayam mpat dulang, pisang mas, air kelapa dan lain-lain.
Kemudian pemegang benda-benda pusaka, datang ke lokasi acara dengan membawa benda-benda pusaka seperti keris, pedang, tombak, kain dan lain-lain. Masing-masing benda pusaka yang akan dibersihkan. Upacara sedekah rami diawali dengan pembacaan doa.
Lokasi prosesi sedekah rami ini dilaksanakan di pinggiran sungai Kelingi, karena pada akhir pelaksanaan ada pelepasan Jung (perahu) yang telah diisi dengan sesajian ke sungai Kelingi. (maspril aries)