Home > Wisata

Broken Chair di Halaman Masjid Raya Abdul Kadim

Di Desa Epil ada berdiri sebuah masjid nan megah dengan desain arsitektur yang indah bernama Masjid Raya Abdul Kadim.

Broken Chair (Kursi Rusak)

Untuk mencapai Masjid Raya Abdul Kadim dari Palembang memang butuh perjuangan selain karena kemacetan di ruas jalan lintas Timur (Jalintim) Sumatera yang tidak bisa diduga, juga karena jaraknya lumayan jauh. Jika lancar tanpa hambatan sekitar dua jam lebih sedikit bisa tiba di sana. Mungkin jika pembangunan ruas tol antara Palembang – Betung telah rampung maka jarak dan waktu tempuh bisa dipangkas, bisa lebih singkat.

Jarak Palembang – Sekayu (ibu kota Kabupaten Muba) sekitar 130 km, bisa ditempuh dalam waktu tiga jam lebih. Letak Masjid Raya Abdul Kadim sendiri di Desa Epil berada sebelum Sekayu. Jika perjalanan dari Palembang pagi hari bisa direncanakan salat zuhur di masjid ini, atau bisa lebih siang waktunya bisa tiba di sini saat waktu asar tiba. Bagaimana dengan arah sebaliknya dari Sekayu tujuan Palembang bisa menyesuaikan waktunya.

Pengalaman pertama singgah di Masjid Raya Abdul Kadim pada awal November 2020 dalam perjalanan dari Sekayu menuju Palembang. Saat itu, setelah mobil menepi. Bertanya pada seorang tukang yang tengah bekerja.

“Assalamualaikum Pak. Apakah bisa menumpang salat di masjid ini?”

Dengan dialek bahasa Jawa, tukang menjawab dengan sopan, “Belum bisa Pak masjid masih sedang dalam pembangunan.”

Dari dialog singkat tersebut, tukang yang mengaku berasal dari Jawa menjelaskan, dirinya bersama beberapa pekerja didatangkan untuk mengerjakan pembangunan masjid tersebut. Katanya, masjid megah tersebut dibangun oleh warga Desa Epil yang tinggal di Jakarta. “Saya tidak tahu namanya, tapi orang sukses. Dia bangun masjid di desanya.”

Tak ada informasi lain yang bisa diperoleh, selain keterangan yang sepenggal itu. Beberapa pertanyaan menggantung saat dalam perjalanan menuju Palembang. Siapa nama warga Desa Epil yang dari Jakarta yang membangun masjid megah di desanya? Apa nama masjid megah tersebut?

Baru kemudian pertanyaan tersebut terjawab mendapat jawabannya. Masjid megah di Desa Epil tersebut dibangun Prof H Abdul Kadim dan masjid tersebut bernama Masjid Raya Abdul Kadim yang direncanakan sudah bisa digunakan pada Maret 2021.

Kubah Masjid Raya Abdul Kadim.

Masjid yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari satu hektare tersebut berdiri megah dengan lima kubah di atapnya, satu kubah utama dan empat kubah kecil di atas setiap sudut masjid. Masjid ini juga memiliki satu menara utama di sebelah kanan bagian depan dan dua menara kecil di bagian belakangnya.

Masjid yang dimulai pembangunannya pada April 2018 tersebut untuk material dan ornamennya selain didatangkan dari luar Sumatera Selatan (Sumsel) khusus marmer lantai dan dinding diimpor dari Itali.

Sementara untuk ornamen atau monumen kursi rusak yang berdiri menjulang dengan salah satu kakinya bagian depan sebelah kiri yang patah terinspirasi dari monumen Broken Chair yang berdiri di depan gedung Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss.

Arsitektur masjid ini adalah kombinasi dari keragaman arsitektur masjid-masjid di Timur Tengah dan Turkiye. Seperti pintu masjid menyerupai pintu Masjid Nabawi di Madinah walau tak sama persis. Jika pintu-pintu di Masjid Nabawi pada bagian atas rata, maka di Masjid Raya Abdul Kadim berbentuk oval atau melengkung.

Masuk ke dalam masjid akan terlihat keindahan dan berbagai ornamen serta kaligrafi yang menumbulkan suasana sejuk dan nyaman saat beribadah. Pencahayaan alami pada siang hari membuat suasana tempat salat sangat terang.

Masjid Raya Abdul Kadim walau telah bisa digunakan, namun masih ada terlihat pembangunan untuk melengkapi fasilitas masjid. Di bagian luar masjid ada rumah singgah, pusat oleh-oleh dan coffe shop, gazebo, jembatan dan kolam serta gazebo. Untuk tempat wudhu dan toilet bagi pria dan wanita letaknya terpisah. Juga ada satu toilet khusus bagi disabilitas.

Salah satu beduk terbesar di dunia.

Tak jauh dari menara utama berdiri bangunan dengan desain atap rumah limas khas Palembang tempat meletakan beduk yang didatangkan dari Cirebon dengan ornamen ukiran kayu dari Jepara. Dari keterangan yang terpasang, beduk ini disebut sebagai salah satu beduk terbesar di dunia. Memiliki diameter 230 cm, panjang 343 cm, keliling bagian depan dan belakang 717 cm, keliling bagian tengah 773 cm, terbuat dari kayu jati mulai dibuat 7 Agustus 2019 dan selesai dibuat 17 April 2020.

Masjid Raya Abdul Kadim selain menjadi tempat ibadah masjid ini menjadi salah destinasi wisata religi di Muba. Jika kita berkunjung ke banyak negara di dunia khususnya negara muslim atau negara dengan penduduk mayoritas muslim memiliki banyak bangunan masjid yang megah, indah dan khas desain arsitekturnya.

× Image