Saya Mau Belajar Jurnalisme Radio
Jurnalisme Radio
Dalam buku “Politik dan Radio – Buku Pegangan bagi Jurnalis Radio” yang diterbitkan Friedrich-Naumann-Stiftung (2000) menyebutkan, para ahli jurnalisme radio percaya bahwa radio siaran merupakan laboratorium yang selalu hidup dan dinamis mengembangkan model-model jurnalismenya. Selama ini mengenal bentuk jurnalisme yang berwujud berita, features, wawancara, reporetase, diskusi, editorial, uraian, obrolan, dialog, majalah udara dan interaktif.
Tetapi melalui pendekatan “format siaran” serta “target khalayak pendengar,” radio mempunyai peluang lebih banyak mengembangkan pola-pola yang sudah tercipta saat ini. Termasuk gagasan melahirkan “infotainment,” yaitu kemasan sajian informasi melalui pendekatan yang menghibur. Sehingga sangat biasa apabila beberapa bentuk jurnalisme radio bersenyawa menjadi bentuk baru.
Satu diantara beberapa bentuk jurnalisme radio yang dianggap dasar adalah berita (news). Selain musik, pendengar radio juga mendapat sajian program siaran berita. Program siaran berita adalah kebutuhan informasi yang dibutuhkan publik atau pendengar di mana pun berada.
Citra berita sebagai ekspresi jurnalisme radio sejalan dengan perkembangan pemahaman umum, bahwa media cetak dikatakan sebagai medium pemberitaan karena isinya mayoritas berbentuk berita. Radio ternyata juga diisyaratkan seperti itu.
Apakah berita radio sama dengan berita media cetak atau media online? Mengutip Masduki dalam “Jurnalistik Radio (Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar)” (2001), sebetulnya belum ada definisi yang sangat tepat untuk menggantikan istilah radio news, kecuali kesepakatan bahwa news is big business. Ada banyak pendapat pakar radio yang bisa menjadi rujukannya.
Menurut Masduki, dari beberapa literatur dapat dikatakan bahwa definisi berita radio adalah suatu sajian laporan berupa fakta dan opini, yang mempunyai nilai berita, penting, dan menarik bagia sebanyak mungkin orang, dan disiarkan melalui media radio secara berkala. Berita radio menjawab persoalan apa yang terjadi, dan bagaimana peristiwa itu berlangsung.
Atau jika dalam media cetak pengertian berita adalah peristiwa yang diulangi, maka dalam radio berita adalah peristiwa yang dikomunikasikan kepada pendengar pada saat yang bersamaan dengan peristiwanya. Jika digabungkan jurnalistik radio bisa diartikan sebagai proses produksi berita dan menyebarluaskannya melalui media radio.
Di stasiun radio yang menyiarkan berita, tugas utama wartawan atau jurnalis atau reporternya adalah melakukan liputan berita. Mencari dan dan menggali informasi yang akan menjadi sebagai bahan berita. Reporter adalah profesi yang membanggakan. Produksi jurnalisme radio sangat tergantung pada peran reporter yang harus memiliki kemampuan merencanakan, menggali, meliput, melaporkan hingga menyiarkan informasi untuk khalayak pendengar.
Errol Jonathans menyebut reporter adalah “mata” dan “telinga” khalayak pendengarnya yang mampu mewakili kebutuhan mereka terhadap kebutuhan informasi. Sehingga radio hanya menjadi medium pelayanan terhadap kebutuhan itu. Reporter radio adalah kombinasi antara pekerja dan seniman berketerampilan khusus. Sebagai piranti “mata” dan “telinga” stasiun radio dan khalayak pendengarnya, reporter menjadi sosok yang dipercaya mewakili keingintahuan khalayak pendengar.
Seorang reporter radio harus memahami segmentasi pendengar dengan pendekatan empati. Reporter adalah arsitek suara yang piawai merangkai kata, kalimat, bahasa, sumer informasi dan suara suasana peliputan, memberi gambar imajinasi pendengar sehingga khalayak pendengar terhindari dari bias makna. Reporter juga seorang intelektual yang selalu selangkah ke depan visi dan gagasannya.
Dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya seorang reporter radio bisa memilah bahwa tidak semua peristiwa bisa menjadi berita. Peristiwa yang akan dilaporkan pada berita radio jika memiliki nilai berita (news value) atau ada juga yang menyebutnya kaidah jurnalistik.
Apa itu news value atau nilai berita? Jawaban pertanyaan ini akan bisa diperoleh jika wartawan atau jurnalis atau reporter radio pernah mengikuti materi pendidikan atau pelatihan jurnalistik tingkat dasar, karena materi ini selalu diajarkan.
Seorang reporter radio harus bisa memahami informasi apa yang diinginkan pendengarnya? Karena tidak semua peristiwa adalah berita yang harus disiarkan melalui radio, maka reporter tersebut harus memahami dan mengerti kaidah jurnalistik tentang berita yang layak disiarkan.
Kaidah-kaidah jurnalistik atau nilai berita (news value) meliputi aktualitas (timelines), kedekatan (proximity), tokoh publik atau prominence, konflik (conflict), kriminalitas, kemanusian atau human interest, sensasional (unique) dan besaran kasus atau daya tarik (magnitude). Reporter radio harus mampu menonjolkan bagian yang paling menarik, hal ini lebih membutuhkan tingkat kreatifitas dalam mengembangkan sumber berita yang telah didapatkan. Seorang reporter radio juga harus memperhatikan kualitas berita yang dilihat dari voice dan noise.
Dalam struktur berita berita radio tidak terlalu berbeda dengan berita media cetak atau media online. Struktur naskah berita radio terdiri atas kalimat pembuka atau lead dan tubuh berita atau news body. Tetap menggunakan rumus penulisan berita 5W + 1H.