Inovasi Pertamina EP Limau Field dan Politeknik Negeri Sriwijaya Ubah Limbah Bambu Jadi Arang

KINGDOMSRIWIJAYA-REPUBLIKA NETWORK, Muara Enim – Sebuah inovasi kerjasama dalam memberdayakan masyarakat dilakukan Pertamina EP Limau Field bersama Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri). Kegiatan tersebut berupa “Pemanfaatan Limbah Anyaman Bambu melalui Proses Pirolisis untuk Produksi Arang dan Asap Cair”.
Tim Politeknik Negeri Sriwijaya dipimpin Martha Aznury Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Polsri bersama lima mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Aulia Indah Sari, Bayu Setiawan, Muhammad Rayhan Leonardi, Putri Amanda Septiani, dan Zakiyah Cahya Anjani, Kamis (30/10) melakukan kegiatan pemberdayaan kepada warga Desa 3 Lubuk Raman, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim.
“Program ini bertujuan untuk memberikan solusi inovatif terhadap permasalahan limbah anyaman bambu yang banyak dihasilkan masyarakat desa. Limbah yang semula dianggap tidak berguna, kini dimanfaatkan kembali melalui proses pirolisis menjadi dua produk ramah lingkungan, yakni arang dan asap cair”, kata Martha Aznury di Balai Desa 3 Lubuk Raman didampingi Brillian Isnanto (Officer Environmental), Rama Sanjaya, Azrah Andriani dan Catherine Wahyuning Wilujeng dari Pertamina EP Limau Field.                            
                            
Martha Aznury bersama mahasiswanya melakukan pelatihan langsung kepada anggota kelompok Khuas Buloh serta masyarakat Desa 3 Lubuk Raman. Pelatihan mendapat perhatian antusias dari warga Lubuk Raman mengenai cara kerja alat pirolisis dalam proses pengolahan limbah bambu menjadi arang dan asap cair dengan prinsip pemanasan tanpa udara, serta pemanfaatan hasil pirolisis untuk mendukung pengolahan limbah di tingkat rumah tangga dan industri kecil.
“Proses pirolisis merupakan metode pemanasan bahan organik seperti bambu dalam kondisi tanpa udara. Dari proses ini dihasilkan dua produk utama, yaitu arang dan asap cair. Arang yang diperoleh dapat digunakan sebagai media filtrasi pada proses penjernihan air limbah batik cair, karena sifatnya mampu menyerap warna dan zat pencemar”, ujar Martha.
 
              
 
                                 Eduaksi - 31 Oct 2025
        Eduaksi - 31 Oct 2025
         
              
              
              
             