Home > Budaya

Pasar Cinde Reborn: Hilangnya Satu Paragraf Sejarah Kota Palembang

Kini Pasar Cinde telah menjadi puing yang pembangunanya mangkrak sudah satu windu terbengkalai.

Pasar Cinde dengan penunjang atap tiap cendawan (mushroom columns). (FOTO: Maspril Aries)
Pasar Cinde dengan penunjang atap tiap cendawan (mushroom columns). (FOTO: Maspril Aries)

Menurut Johannes Adiyanto, Pasar Cinde dibangun antara tahun 1957-1958 pada masa pemerintahan Walikota Ali Amin, dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah Nang Uning A. Karin. Arsitek Pasar Cinde adalah Abikusno Abikusno Tjokrosoejoso. Ia merupakan ahli bangunan (arsitek), dibantu oleh RM Sumardjo, pelaksana konstruksi oleh H Safidin Djagur. Abikusno pernah menjadi asisten Thomas Karsten.

Keterangan yang lain menyebutkan bahwa arsiteknya adalah Ir Ahmad Noe’man yang kala itu merupakan bagian dari generasi arsitek Indonesia pascakemerdekaan yang mengusung gaya arsitektur modern tropis. Elemen yang paling ikonik dari bangunan ini adalah tiang cendawan (mushroom columns) yang menyangga atap dan memberikan ruang bebas kolom di dalam area pasar.

Artikel ini tidak ditulis untuk membahas atau memperdebatkan siapa arsitektur dari Pasar Cinde? Melainkan ingin menuliskan kembali beberapa catatan tentang pasar tradisional modern pertama di Palembang yang patut diratapi karena hilangnya satu paragraf dari sejarah kota Palembang yang merupakan kota tertua di Indonesia.

Pasar Cinde telah rata dengan bumi, bagaimana dengan Pasar Johar di Semarang? Pasar ini juga nyaris bernasib sama dengan Pasar Cinde, rata dengan bumi pasca terbakar hebat pada tahun 2015. Api menghanguskan sebagian besar bangunannya. Namun nasibnya berbeda dari Pasar Cinde, Pemerintah Kota Semarang memilih untuk merenovasi dan merevitalisasi pasar dengan menjaga desain asli, bukan menggantinya menjadi pasar modern atau plaza.

Wali Kota Semarang saat itu Hendrar Prihadi menyatakan akan merevitalisasi Pasar Johar pasca kebakaran disesuaikan dengan aspek-aspek cagar budaya dengan memperhatikan peninggalan sejarah berupa bentuk bangunan harus tetap mendapat perhatian. “Pasar Johar adalah bangunan cagar budaya”, katanya.

Image
MASPRIL ARIES

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

× Image