Home > Eduaksi

Farida R Wargadalem Guru Besar Sejarah Pertama Unsri (Orasi Ilmiah: Pempek Awalnya Bernama Kelesan)

Kelesan sejak awal sudah termasuk makanan tradisional yang disajikan di rumah-rumah adat Palembang,
Farida bersama koleganya dari Unsri yang juga sejarawan Dr Dedi Irwanto. (FOTO: Fb Dedi Irwanto)
Farida bersama koleganya dari Unsri yang juga sejarawan Dr Dedi Irwanto. (FOTO: Fb Dedi Irwanto)

KINGDOMSRIWIJAYA – Untuk pertama kalinya Universitas Sriwijaya (Unsri) memiliki guru besar pertama bidang sejarah. Prof Dr Farida R Wargadalem M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar dengan kepakaran Sejarah Lokal.

Dalam pengukuhannya Farida yang meraih gelar doktor Ilmu Sejarah dari Universitas Indonesia (UI) menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pempek Palembang: Sejarah dan Identitas”.

Menurut Farida yang juga pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP, “Pempek sebagai makanan tradisional, tentunya menekankan transmisi pengetahuan generasi, dan penggunaan bahan baku lokal. Produk lokal yang dilestarikan oleh penikmatnya, mampu menjadi alternatif dalam menjawab tantangan berbagai produk pangan olahan luar negeri yang sedang hype”.

Farida yang telah menghasilkan sebanyak 38 publikasi karya ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal internasional bereputasi maupun jurnal nasional Sinta menyatakan, “Pempek telah menjadi bagian penting dari identitas budaya, sejarah, geografis, dan gaya hidup masyarakat Palembang. Makanan ini telah menunjukkan “jati dirinya” sebagai makanan tradisional yang terus eksis hingga kini. Pempek memiliki nilai keunikan yang terkandung di dalamnya, dan lebih disukai konsumen dibandingkan dengan makanan konvensional”.

“Dalam sejarah perkembangannya, pempek awalnya bernama kelesan. Kelesan sejak awal sudah termasuk makanan tradisional yang disajikan di rumah-rumah adat Palembang”, kata dosen pemilik 4 paten HAKI, dan penulis 7 buku ilmiah.

Dalam pidatonya Farida menjelaskan, jika dirunut sejarahnya, sumber tertua tentang kekayaan alam Sriwijaya, tampak pada salah satu prasasti Kedatuan Sriwijaya (abad 7-12), yaitu prasasti Talang Tuo tahun 684 Masehi di Palembang. Disebutkan bahwa Datu (raja) Sriwijaya menghadiahkan Taman Criketra kepada rakyatnya, di taman itu tumbuh pohon enau, sagu, kelapa, pinang, dan lainnya.

× Image