
KINGDOMSRIWIJAYA – Para kepala daerah yang memegang jabatan Penjabat (Pj) Gubernur, Bupati dan Wali Kota di seluruh Indonesia pada 20 Februari 2025 mengakhiri jabatannya. Salah seorang di antara ratusan Pj kepala daerah adalah Agus Fatoni yang mengakhiri jabatannya sebagai Pj Gubernur Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan kembali ke jabatan definitif sebagai Direktur Jendral Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri.
Agus Fatoni adalah sosok kepala daerah atau penjabat gubernur yang fenomenal saat Indonesia menjalani masa transisi pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang berlangsung serentak pada 27 November 2024. Agus Fatoni adalah satu-satunya sosok pejabat birokrasi Indonesia yang mendapat tugas menjadi kepala daerah atau gubernur di tiga provinsi.
Walau bukan menjabat sebagai gubernur definitif, pria kelahiran Buay Bahuga (dulu Kecamatan Bahuga) Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, 6 Juni 1972 tersebut pernah tercatat menjabat Gubernur di tiga provinsi, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) dan Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
Tiga jabatan kepala daerah tersebut disandangnya dalam kurun waktu yang berbeda. Agus Fatoni ditunjuk Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjadi Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur Sulawesi Utara (26 September – 5 Desember 2020). Penjabat Gubernur Sumatera Selatan (2 Oktober 2023 – 24 Juni 2024 dan menjabat Pj Gubernur Sumut (24 Juni 2024 – 20 Februari 2025).
Jika ini disebut sebagai rekor, ini memang rekor karena tidak ada pejabat yang mendapat amanah menjadi Gubernur di tiga provinsi. Ada pejabat yang hanya sempat merasakan jabatan Pj Gubernur di dua provinsi, seperti Safrizal ZA Pj Gubernur Aceh dan Pj Gubernur Provinsi Bangka Belitung (Babel) serta Mayjen TNI (Purn) Hassanudin yang sempat menjabat Pj Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pj Gubernur Provinsi Sumatera Utara.

Lantas siapa Agus Fatoni yang memiliki prestasi menonjol di lingkungan birokrasi Indonesia? Agus Fatoni adalah seorang anak desa yang berasal dari Desa Sukabumi yang berjarak sekitar 270 km dari Bandarlampung (ibu kota Provinsi Lampung). Desa yang berada di Kabupaten Way Kanan ini adalah desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Tak mudah untuk menjangkau Desa Sukabumi dengan kondisi jalan yang tidak beraspal mulus atau warga di sana menyebutnya jalan itam.
Di desa ini Agus Fatoni anak tertua dari tiga bersaudara menjalani pendidikannya dari Taman Kanak-kanak (TK), SD di SD Negeri Sukabumi dan di SMP Negeri Bahuga. Lulus dari SMP tahun 1988, Agus meninggalkan desanya untuk melanjutkan sekolah di Bandarlampung. Agus diterima di SMAN I Bandarlampung yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman, Rawalaut.
Menurut teman-teman masa kecilnya di SD dan SMP Negeri Bahuga, Agus adalah anak yang cerdas sudah memiliki bakat kepemimpinan. Kepemimpinan Agus tersebut diceritakan Sumiyati guru TK di Desa Sukabumi. “Saat anak-anak diajak ke sawah, dia selalu berada di depan memimpin teman-temannya sambil bernyanyi lagi kodok ngorek dengan suara yang keras”, katanya.
Semua itu terbawa saat di bangku SMP dan SMA. Menurut Dewi Indira yang menjadi teman satu kelas Agus Fatoni sejak kelas I sampai Kelas III di SMAN I, walau berasal dari desa yang jauh dari Bandarlampung, Agus adalah sosok yang tidak minder. “Dia siswa yang akrab dengan seluruh teman-temannya di kelas. Agus itu teman terbaik kita, tidak neko-neko dan religius”.
Cerita Dewi itu dibenarkan Budi Susilo guru SMAN I yang mengajar Biologi. “Agus itu berasal dari keluarga yang sederhana dan di sekolah adalah siswa yang ESQ-nya bagus. Waktu kelas 3 dia pernah peringkat dua atu satu di kelas Biologi 2”, ujarnya.
Budi mengenal Agus Fatoni sebagai seorang yang aktif dalam banyak kegiatan di sekolah. Menjadi pengurus OSIS dan juga sempot menjadi Ketua Rohis (Rohani Islam). “Dia siswa yang religius, pergi kemana pun tidak lupa salat”.

Pak guru Budi Susilo menjadi orang pertama mengajak Agus Fatoni menyebrangi Selat Sunda menuju pulau Jawa saat bersama teman-temannya yang tergabung dalam Science Club Biologi. “Ada tujuh orang siswa yang berangkat ke Bogor, salah satunya kami mendatangi Herbarium Bogoriense untuk melihat langsung yang terkait dengan mata pelaran Biologi”, ujarnya.
Lulus SMA Agus Fatoni mengikuti tes ke STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) dan diiterima di sekolah tinggi yang diresmikan Presiden Soeharto tanggal 18 Agustus 1992.
Menurut Dewi Indira waktu lulus SMA, Agus juga diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung (Unila). “Tapi waktu itu Agus lebih memilih ke STPDN karena bisa langsung bekerja”.
Ajudan Gubernur
Tahun 1991 Agus Fatoni berangkat ke Kampus STPDN di Jatinangor sebagai peserta didik atau Praja berasal dari Lampung. “Waktu itu ada 12 orang Praja berasal dari Lampung salah satunya Agus Fatoni”, kata Viktor Libradi teman satu angkatan di STPDN yang kini menjabat Kepal Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung.
Selesai menjalani pendidikan Agus Fatoni dan Viktor Libradi bersama 10 orang lainnya kembali ke Lampung. Berdasarkan SK Gubernur Lampung Poedjono Pranyoto menurut Viktor, Agus Fatoni ditempatkan di Daerah Tingkat (Dati) II Lampung Barat dan Viktor sendiri ke Dati II Lampung Barat.
Namun Agus tidak sempat ke Lampung Barat karena waktu itu Gubernur Poedjono membutuhkan Ajudan Gubernur. Agus bersama dua lainnya Evan Hendrawan dan Achmad Haryanto lalu menjadi Ajudan Gubernur Lampung.
“Saat Agus menjadi Ajudan Gubernur pernah terdengar ramalan dari Pak Poedjono bahwa Agus itu kelak yang duluan karirnya akan menanjak. Ibaratnya, Agus itu yang duluan jadi ‘orang’. Itu terbukti sekarang, Mantan Ajudan Gubernur sekarang mejadi Gubernur, itu langka. Gubernur di tiga provinsi berbeda”, ujar Viktor yang kemudian sempat menjadi Ajudan Gubernur Oemarsono yang menggantikan Poedjono yang tahun 1997 menjadi Wakil Ketua MPR dari Fraksi Utusan Daerah (FUD).

Dalam perjalanan karir Agus Fatoni sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) memang fenomenal. Setelah mendapat Nomor Induk Pegawai (NIP) lulus dari STPDN, Agus bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Tingkat I Lampung. Kemudian melanjutkan pendidikan strata satu (S1) ke Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), lulus tahun 1999.
Sejak saat itu Agus Fatoni yang meraih prestasi Mahasiswa Teladan IIP selanjutnya berkarir di lingkungan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) sekarang Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Sejumlah jabatan pernah disandangnya, di antaranya Kasubdit DBH Direktur Jendral Keuangan Daerah (Keuda), Kepala Bagian Protokol Kemendagri, Kepala Staf Pribadi Mendagri, Plt. Kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama Kemendagri, Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri, Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Kemendagri dan Dirjen Bina Keuangan Daerah.
Bandara Gatot Soebroto dan PON
Saat menjabat Pj Gubernur Provinsi Sumsel dan Sumut, Agus Fatoni sukses menorehkan sejumlah prestasi. Di Sumsel kesuksesan itu terukur dari sejumlah penghargaan yang diraihnya. “Dalam rentang waktu sembilan bulan, yaitu sejak Oktober 2023 hingga Juni 2024 ada 68 penghargaan diterima Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni”, kata Tony Kurniawan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sumsel.
Dari 68 penghargaan tersebut, 37 pengahrgaan diraih atas nama pribadi Agus Fatoni, yaitu Penghargaan Apresiasi pembinaan Program Kampung Iklim (Proklim) Tingkat Provinsi tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Penghargaan kepada Pj Gubernur Sumsel sebagai Akselerator Entas Stunting dan Kemiskinan Ekstrem dari Tribun Network.
Kemudian, Penghargaan dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) berupa Anugerah Meritokrasi KASN 2023 dengan dua kategori penghargaan yaitu Kategori Baik dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), Penghargaan sebagai Juara Pertama Innovative Government Award (IGA) tahun 2023 dengan Predikat Pemerintah Provinsi Terinovatif, Penghargaan Innovative Government Award (IGA) tahun 2023 kategori Nilai Tertinggi se-Sumatera dari Kementerian Dalam Negeri.
Selain itu, ada juga Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Kategori Madya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia dan lainnya.

Sebelum meninggalkan Sumsel untuk menjadi Pj Gubernur Sumut, Agus Fatoni lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) alumni angkatan 03 mendapatkan Penghargaan Kartika Pamong Praja Madya dari IPDN. Penghargaan diserahkan langsung Rektor IPDN Prof. Hadi Prabowo di Balairung Jenderal Rudini Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, pada 21 Mei 2024.
Rektor Hadi Prabowo mengatakan, penganugerahan diberikan kepada yang bersangkutan atas dedikasi dan prestasi yang diberikan. Selaku Dirjen Bina Keuangan Daerah Agus Fatoni telah berhasil menunjukkan kinerjanya dalam pembinaan administrasi keuangan daerah pada Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.
Menurut Hadi, Agus Fatoni sebagai Dirjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri telah melakukan berbagai inovasi dan terobosan. Terutama dalam pengelolaan keuangan daerah melalui penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).
“Inovasi ini dijadikan acuan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota yang merupakan satu sistem untuk perencanaan penganggaran penatausahaan, pelaksanaan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel”, ujarnya.
“Begitupun ketika menjabat sebagai Pj. Gubernur Sumatera Selatan beliau juga terus melakukan inovasi dan terobosan terutama di dalam pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi dan penyelenggaran pemerintah daerah Sumatera Selatan sehingga mendapatkan respon positif dari seluruh masyarakat”, kata Hadi Prabowo yang juga pernah menjabat Pj Gubernur Sumsel (21 September 2018 – 1 Oktober 2018).
Semua itu adalah prestasi yang berbuah penghargaan atau medali. Namun selain itu, Agus Fatoni berhasil mengaktifkan kembali Bandara Gatot Soebroto di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung untuk penerbangan sipil domestik yang menghubungkan Bandara tersebut ke Jakarta.
Agus Fatoni yang menjabat Pj Gubernur Sumsel berinisiatif mengajak Bupati yang wilayahnya berada dekat bandara yang selama ini menjadi lapangan terbang TNI AD, untuk bersama-sama menghadap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengaktifkan kembali penerbangan sipil. Gagasan itu mendapat dukungan dari Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), Bupati OKU Timur, Bupati OKU Selatan dan dua Bupati dari Provinsi Lampung yaitu Bupati Way Kanan dan Lampung Barat.

Pada 5 Februari 2025 dimulai kembali penerbangan domestik perdana dari Bandara Gatot Soebroto (Way Kanan) ke Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta) menggunakan maskapai Citilink dan Agus Fatoni menjadi penumpang perdana yang ikut terbang pada rute domestik tersebut. Ini merupakan gagasan Agus Fatoni yang yang menunjukkan hasil konkret, karena warga dari lima daerah atau kabupaten di sekitar Bandara Gatot Soebroto jika hendak ke Jakarta tidak lagi harus melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II di Palembang atau Bandara Raden Intan di Bandarlampung yang jaraknya cukup jauh ditempuh dengan perjalanan darat.
Sementara di Sumut, sebagai Penjabat Gubernur Agus Fatoni sukse menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI menjadi tuan rumah bersama Provinsi Aceh pada 9 – 20 September 2024. Menjelang pelaksanaan PON sempat muncul keraguan pekan olahraga akbar ini bisa terlaksana karena banyaknya kendala dan tantangan.
Agus Fatoni yang dilantik Mendagri Tito Karnavian pada 24 Juni 2024 sebagai Pj Gubernur Sumut datang menepis keraguan tersebut. Agus membangun sikap optimis dengan mengatasi berbagai kendala dan hambatan yang menghadang untuk suksenya PON XXI yang tercatat sebagai PON pertama di Indonesia yang diselenggarakan oleh dua provinsi sebagai tuan rumah bersama.
Langkah pertama usai dilantik, Agus Fatoni langsung bekerja dengan melakukan konsolidasi dan restrukturisasi PB (Panita Besar) PON dan menjalin komunikasi aktif dengan pemerintah pusat. Upaya itu berhasil dan PON XXI bisa terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan sukses.
Kini Agus Fatoni telah mengakhiri masa pengabdiannya sebagai kepala daerah atau Pj Gubernur Sumut dan juga sebelumnya menjadi Pj Gubernur Sumsel serta Pjs Gubernur Sulut. Dalam lembar sejarah birokrasi Indonesia dan pemerintahan daerah, ayah dari tiga orang anak ini pernah tercatat pejabat di Kemendagri yang pernah menjadi Gubernur di Tiga Provinsi sekaligus Ajudan Gubernur pertama yang menjadi Gubernur di Indonesia.
Terima kasih atas pengabdiannya membangun daerah dan selamat kembali bertugas sebagai Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri. (maspril aries)
