Seni dan Budaya Dianggap Anak Tiri , Kobar 9 Mengadu ke DPRD Sumsel
Kobar 9 juga menyatakan tentang pentingnya penguatan identitas budaya Sumsel, seperti mengangkat kembali arsitektur khas rumah limas sebagai ikon budaya Sumsel dan melestarikan aksara Kaganga sebagai warisan budaya yang unik. “Kobar 9 mengusulkan pemisahan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menjadi dua dinas yang terpisah agar fokus kerja pada masing-masing bidang dapat lebih maksimal” ujar Vebri.
Vebri juga menjelaskan agenda Kobar bersama komunitas seni dan budaya lainnya di Sumsel yang tengah mempersiapkan teatrikal pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang serta sosialisasi ke sekolah-sekolah di Palembang. “Kami berharap DPRD Sumsel ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini”, ujarnya.
Pada pertemuan tersebut Kobar 9 menyerahkan sejumlah lukisan hasil karya siswa SMA/SMK di Sumsel kepada Ketua Komisi V Alwis Gani. Lukisan tersebut sebelumnya dipamerkan dalam ajang seni rupa tingkat SMA/SMK/SLB se-Sumsel yang digelar di Graha Teknologi Sriwijaya, Jakabaring, beberapa waktu lalu.
Menanggapi aspirasi Kobar 9, Wakil Ketua Komisi V David Hadianto Aljufri, SH, MH, menyampaikan bahwa DPRD menerima banyak masukan berharga terkait pelestarian seni, budaya, dan sejarah Sumsel.
“Kami akan mengkaji semua usulan yang disampaikan oleh Kobar 9, termasuk kemungkinan untuk memasukkannya ke dalam program kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel. Kami juga mengapresiasi peran Kobar 9 dalam melestarikan budaya Sumsel,” ujarnya. (D Oskandar)