Home > Politik

Seruan untuk Pilkada Sumsel: Jaga Demokrasi Tanpa Politik Uang

Hanya sekitar 10 persen pemilih di Indonesia yang rasional. Sisanya masih didominasi oleh pemilih tradisional.

Nara sumber Dr Ade Indra dengan dua nara sumber lainnya. (FOTO: Dok, FJP Sumsel)
Nara sumber Dr Ade Indra dengan dua nara sumber lainnya. (FOTO: Dok, FJP Sumsel)

Aktivis antikorupsi Rahmat Sandi Iqbal menyoroti dampak buruk politik uang yang menghasilkan pemimpin bermental korup. “Pemimpin yang lahir dari praktik ini hanya akan fokus memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Mereka sudah berpikir untuk mengembalikan modal besar yang digunakan selama kampanye”, katanya.

Rahmat juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. “Sayangnya, pendidikan politik saat ini sangat minim. Tanpa itu, masyarakat mudah terjebak dalam rayuan politik uang”.

Menurut Dudi, diskusi publik kali ini mempertegas peran Relung Forum sebagai ruang dialog yang aktif dalam membuka wawasan masyarakat. Berkolaborasi dengan Forum Jurnalis Parlemen, Relung Forum menghadirkan diskusi-diskusi berkualitas yang membahas isu-isu strategis, termasuk upaya menjaga demokrasi dari ancaman politik uang.

Para peserta diskusi sepakat untuk menguatkan komitmen bersama dalam menolak praktik politik uang dan menyerukan masyarakat untuk lebih kritis memilih calon pemimpin. Penekanan pada visi, misi, dan program kerja calon dianggap sebagai kunci untuk membangun masa depan daerah yang lebih baik.

“Diskusi seperti ini penting untuk membangun pemahaman masyarakat agar memilih berdasarkan kompetensi, bukan iming-iming uang. Demokrasi yang sehat harus menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Ketua FJP Sumsel. (D Oskandar)

× Image