Website Pusako Melayu Sumsel untuk Pelestarian Naskah Kuno Siap Diluncurkan
KINGDOMSRIWIJAYA, Palembang – Dana Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tengah mempersiapkan website atau situs untuk pustaka digital naskah kuno Melayu.
Menyongsong peluncuran situs Pusako Melayu Sumsel yang digagas Nyimas Umi Kalsum dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah dan didukung program Dana Indonesiana katagori penciptaan karya kreatif dan inovatif tahun 2024, Rabu (4/9) berlangsung Diseminasi dan Sosialiasasi Pusako Melayu Sumsel.
Pada diseminasi yang dihadiri Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Oman Faturahman, Ketua Umum Masyarakat Penaskahan Nusantara Munawar Kholil tersebut, Umi Kalsum menjelaskan, kegiatan ini diketuai pribadi dan perorangan dirinya sendiri beserta tim mendesain domain khusus dan menjadikan website ini database naskah kuno Melayu khusus Sumsel.
“Pada kegiatan ini juga dilakukan inventarisasi dan indentifikasi naskah di beberapa tempat yaitu di Perpusnas RI, Arsip Nasional Indonesia. Kami melakukan digitalisasi secara mandiri juga di kota Palembang selama 14 hari dan terakhir di kabupaten Muara Enim kita lakukan digitalisasi secara mandiri selama 4 hari. Ada lebih 50 naskah yang sudah kumpulkan dan digitalisasi mandiri”, katanya.
Selanjutnya, hasil digitalisasi dan inventarisasi ini nantinya akan menjadi output dan hasil yang akan dimasukkan dalam website guna mempermudah akses para peneliti, akademisi , mahasiswa dan seluruh masyarakat yang konsen dengan naskah kuno.
Sementara itu Ketua Umum Masyarakat Penaskahan Nusantara Munawar Kholil, “Saat ini Indonesia mewarisi warisan tertulis yang jumlahnya relatif banyak. Data yang sampai saat ini sudah terkonfirmasi bersumber dari katalog naskah dan sebagainya lebih dari 134 ribu naskah kuno atau manuskrip seluruh dunia tetapi tentu jumlah itu masih sangat sedikit. Dan lebih 70 persen atau 82.000 manuskrip banyak di Indonesia termasuk di beberapa lembaga, di Perpusnas RI sekitar 12.000 lebih”, katanya.