KINGDOMSRIWIJAYA – Kamis, 25 April 2024, sejak siang di beberapa laman grup media sosial, dari grup Whatsapp, Instagram dan Facebook ramai tersiar kabar tentang Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II (Bandara SMB II) bukan lagi bandara internasional melainkan hanya bandara domestik.

Kabar tersebut merujuk pada Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 31 Tahun 2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional. Surat tertanggal 2 April 2024 tersebut ditandatangani Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Riuh lah laman media sosial dengan beragam komentarnya. Media massa dari cetak, elektronik dan online tidak kalah sigapnya menyebarkan berita tersebut.

Seorang wartawan senior di grup wartawan menulis, “Sedih, Bandara SMB II idak status internasional lagi, tapi bandara domestik. Entah bagaimana nasib jemaah haji asal Sumsel hendak diberangkatkan dari embarkasi mana? Apa masih Embarkasi keberangkatan haji melalui Palembang?”

Kemudian seorang pengusaha perempuan, di akun instagram @eenwierono mengunggah video yang mempertanyakan degradasi bandara SMB II yang tidak lagi bandara internasional melainkan bandara domestik. Unggahan video ini mendapat lebih dari 200 like dan lebih dari 48 komentar.

Dia mempertanyakan, “Kenapa bisa degradasi turun levelnya? Padahal dulu banyak even internasional yang ada di Sumsel dan penerbangan antar negara banyak banget. Sekarang pertanyaannya kenapa bisa begitu padahal menterinya orang Sumsel. Mungkin ini bukti bagus nggak nepotisme. Bahwa peran seorang pemimpin bagaimana bisa nego itu semua? Please kembalikan jangan degradasi”.

Dalam SK Menteri Pehubungan tersebut mengumumkan 17 bandara internasional di Indonesia. Dari 17 bandara tersebut tidak ada nama Bandara SMB II. Di Sumatera yang masuk penggunaan bandara internasional adalah Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh), Bandara Kualanamu (Sumatera Utara), Bandara Minangkabau (Sumatera Barat), Bandara Sultan Syarif Kasim II (Riau) dan Bandara Hang Nadim (Kepulauan Riau).