Menikmati Panen Kurma di Taman El Montazah
Saat menjejakkan kaki pertama kali di Alexandria yang juga kerap disebut Iskandariyah hari masih pagi setelah sebelumnya menempuh perjalanan darat yang berangkat dini hari dari Bandara Internasional Kairo. Jarak Kairo – Alexandria sekitar 240 km. Setelah beristirahat sejenak di hotel, matahari sudah mulai tinggi, perjalan dari hotel ke Taman Istana Montazah dimulai.
Hari itu tengah ada panen kurma. Seorang warga Mesir naik ke pucuk pohon kurma yang tengah berbuah. Pohon kurma tersebut tingginya berkisar dari enam meter sampai 10 meter. Naik ke pucuk pohon kurma tanpa alat bantu, hanya dibantu seperti gelang yang dililit ke pohon dan tubuhnya, lalu bergerak naik. Lalu buah kurma yang dipetik bersama rantingnya diikat dengan tali untuk diturunkan perlahan dari atas.
Cara naik seperti ini mengingatkan pada petani damar di Kabupaten Lampung Barat, naik dengan cara yang sama dengan alat rotan berbentuk gelang melingkar di pohon damar berdiameter besar.
Buah kurma yang sudah dipanen, lalu dirontokan. Sebagian kurma muda tersebut ada yang dijual di lokasi panen. Banyak warga setempat dan juga wisatawan membeli kurma muda yang masih berwarna merah tersebut, dijual dengan harga 15 Pound Egypt (EGP) sekitar Rp13.000/ kilogram.
Berkunjung ke destinasi taman kurma di Istana Montazah, tak jauh berbeda jika setiap jemaah Umrah selalu ada perjalanan berkunjung ke kebun kurma di Madinah. Di sini juga banyak dijual berbagai jenis kurma.
Kisah Pohon Kurma
Apa anda tahu dari mana asal tanaman kurma? Ada menjawab dari Jazirah Arab. Tanaman kurma berdasarkan kisahnya, berasal dari dataran Mesopotamia, Palestina atau sekitar Afrika bagian Utara (Maroko) 4000 tahun sebelum Masehi dan tersebar ke kawasan Mesir, Afrika, Asia Tengah dan sekitarnya sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Kurma dikategorikan buah tertua yang masih hidup sampai saat ini.