Tidak Ada Petisi di Kampus Kami, Ada Gerakan Moral di Kampus Lain
KINGDOMSRIWIJAYA – Seorang teman lulusan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Pulau Sumatera berkomunikasi via jaringan media sosial WA. Setelah berbasa-basi dua patah kalimat pembuka, kemudian melontarkan komentarnya tentang situasi politik dalam negeri terkini terutama kaitannya dengan pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Teman ini memang lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) di PTN tersebut. Di tengah pembicaraan ia menyampaikan rasa kecewanya karena dari kampusnya atau dari sivitas akademika, tempat dirinya menuntut ilmu tidak ada petisi yang disampaikan mensikapi kondisi politik kontemporer Indonesia. Ada galau pada nada bicaranya.
Petisi atau manifesto dari sivitas akademika di Indonesia bermula dari kampus Bulak Sumur tempat Universitas Gajah Mada (UGM) berada di Yogyakarta pada 31 Januari 2024. Kemudian disusul Universitas Islam Indonesia (UII) pada 1 Februari 2024. Setelah itu, petisi dan manifesto tersebut menyebar luas ke berbagai kampus perguruan tinggi di Indonesia.
Petisi dan manifesto itu isinya menyampaikan sikap yang sama. Dari sivitas akademika UGM menyerukan ajakan kembali ke jalan demokrasi kepada Presiden Jokowi serta aparat penegak hukum, pejabat negara, dan aktor politik. Kembali ke koridor demokrasi serta mengedepankan nilai-nilai kerakyatan dan keadilan sosial.
Sivitas akademika dari kampus lain menyatakan, kondisi demokrasi tengah menurun ditandai dengan adanya dugaan penyalahgunaan kekuasaan dalam kontestasi politik hingga pelanggaran etika. Petisi atau manifesto tersebut dilengkapi sivitas akademika kampus lain yang menyampaikan ke publik dengan meminta segenap masyarakat bersama-sama menjaga dan memastikan Pemilu 2024 benar-benar berlangsung jujur dan adil.