Film Parasite Puncak Prestasi Film Korea di Dunia
Berkat strategi marketing yang efektif dan rekomendasi dari mulut ke mulut membawa Parasite menjadi film Korea Selatan terlaku sepanjang masa di Amerika Serikat.
Kesuksesan ini juga berbuah sederet penghargaan, dimulai dari piala Golden Globes, Spirit Independent Awards dan BAFTA untuk “Film Asing Terbaik” hingga penghargaan Writers Guild of America untuk skenario orisinil terbaik, dan puncaknya piala utama Screen Actor Guilds, penghargaan wadah perkumpulan aktor Hollywood, yang juga menyumbang anggota terbanyak dalam daftar pemilih Oscar tiap tahunnya.
Penghargaan-penghargaan ini meningkatkan peluang Parasite untuk bersaing di Academy Awards ke-92, sesuatu yang belum berhasil dicapai film Korea Selatan manapun. Terbukti, Parasite berhasil meraih 6 nominasi berbeda dan memborong 4 piala Oscar, termasuk diantaranya Film Terbaik.
Dalam pidato kemenangan Parasite di Academy Awards ke-92, salah seorang figur di balik kesuksesan film ini turut mendapat sorotan: Miky Lee – Konglomerat CJ Group yang menjadi Co-producer dalam sejumlah film Bong Joon-ho.
Berbicara kepada BBC, Jason Bechervaise seorang pengamat film Korea dan profesor di Universitas Soongsil, mengatakan bahwa industri perfilman dan TV Korea Selatan tidak akan mencapai kesuksesannya saat ini tanpa kontribusi Miky Lee dan CJ.
BBC menyoroti ironi film Parasite yang membahas perbedaan kelas dan strata sosial, namun didanai oleh salah satu perusahaan terbesar di Negeri ginseng itu. Meski demikian, Bong mengutarakan bahwa salah satu inspirasinya membuat film ini berasal dari pengalaman pribadinya menjadi tutor anak orang kaya selama dua bulan melalui rekomendasi pacarnya saat itu, yang kelak menjadi istrinya. Di tangan Bong pengalaman singkat ini menjelma menjadi film komedi satir dengan bumbu-bumbu ketegangan ala film thriller. Meski memenangkan piala Oscar Bong Joon-ho tidak berbesar kepala.
Beberapa bulan sebelum pengumuman nominasi, Bong menyampaikan kepada Vulture bahwa baginya Academy Awards dan Piala Oscar merupakan “acara lokal” dibandingkan “festival film internasional” seperti Cannes. Namun dirinya tidak memungkiri dampak kemenangan filmnya di Korea Selatan, dimana umumnya tidak banyak orang yang memedulikan festival film dan sebangsanya. Ketika Bong dan kolaborator setianya, aktor Song Kang-ho, pulang setelah memenangkan Palme D’or di Cannes 2019 mereka disambut fans dan wartawan yang telah menanti di bandara internasional Incheon layaknya atlit peraih medali emas atau grup K-Pop BTS.
Bong bercanda bahwa dia masih kalah populer dari BTS, yang 3000 kali lebih
berpengaruh dari dirinya. Sentimen ini nampaknya tidak jauh berbeda dengan kenyataan. Menurut survei Nielsen, prosesi Academy Awards ke-92 hanya disaksikan oleh 23,6 juta pemirsa. Ini merupakan rekor terendah sejak acara ini ditayangkan live oleh stasiun TV ABC. Rekor tertinggi sebesar 55.2 juta pemirsa dicapai pada tahun 1998 ketika Titanic karya James Cameron membawa pulang penghagraan Film Terbaik.
Dengan segala kekurangan ini, bukan berarti malam penganugerahan Academy Awards ke-92 tidak dapat diapresiasi sepenuhnya. Kemenangan Parasite menandai kebangkitan film-film asing, terutama film Asia, di kancah internasional. Kemenangan film ini juga menandai kali pertama dalam sejarah produser wanita non-kulit putih (Kwak Sin-Ae) meraih penghargaan film terbaik. Harapannya, semakin banyak film-film berbahasa asing, termasuk Asia, yang mendapat apresiasi dunia barat.
Ini kutipan dari pidato dari sutradara Bong Joon-ho di Golden Globes 2020, “Setelah kau melewati hambatan subtitle setinggi satu inci, maka kau akan diperkenalkan pada lebih banyak lagi film-film memukau.” (muhammad ridky – mahasiswa S2 Teknik Geologi Universitas Gajah Mada)